Dunia Hawa - Saya sebetulnya trenyuh sama Profesor Yusril...
Baru kali ini saya lihat seorang yang bergelar Profesor menjatuhkan harga dirinya ke dasar bumi. Ia sibuk melamar kesana kemari untuk mendapat dukungan "hanya" demi jabatan Gubernur DKI.
Sebenarnya pak Yusril bisa disebut sebagai calon kuat lawan Ahok dalam Pilgub ini. Tapi siapa yang mau mengusung dia? Semua partai juga tahu bahwa si Prof ini cuma ingin menjadikan partai sebagai batu loncatan demi ambisi dirinya dan kebesaran partainya sendiri.
Satu persatu partai menolaknya. Gerindra sudah jelas memilih Sjafrie Samsoedin dan Sandiaga Uno sebagai cagub dan cawagub. Meski begitu, Gerindra juga membuka diri untuk menyandingkan Sjafrie dan Jarot dari PDI-P. Kalau Yusril? Kepikiran aja ngga....
Golkar yang awalnya di klaim Yusril sebagai calon partai pendukungnya, mendadak mendukung Ahok. PDIP? Ah, mereka kayaknya lebih suka kadernya sendiri yang maju, belajar dari pengalaman cuman ditunggangi doang badannya yang gemuk tak bertulang. Mungkin PKS yang mau, tapi memangnya berapa kursi PKS? Demokrat seperti biasa hangat hangat tai lalat, Sibuk dengan penjaringan, eh akhir-akhirannya bersikap netral.
Hukum ekonomi pasti berlaku disini. Dan ibarat pakaian yang dipajang, Yusril ini stok lama yang minat pembelinya jauh berkurang. Pastinya dia banting harga, obral besar-besaran. Apapun akan dilakukan asal dia didukung partai. Jadi jongos pun tak apa apa. Bayangkan, seorang calon yang tidak punya kekuatan, lemah secara penawaran, akan menjadi pemimpin. Ihhhhh... mengerikan.
Saya jauh lebih menghormati Adyaksa Dault yang realistis. Kalau gada yang mencalonkan, ya sudah... gak usah ngemis ngemis. Jilat sana sini kayak ban mobil kempis. Harus permisi kepada partai, bahkan ketika mau pipis. Ah, pak Yusril untung situ gak berkumis, bisa mirip margarito kamis.
Saya tidak basa basi dalam menyampaikan apresiasi. Sebagai tanda simpati, cukuplah tahi lalat ini sebagai bukti, saya tempelkan dekat dengan pipi di atas ujung bibir yang seksi.
Sambil seruput kopi, pak Yusril.. apakah saya sudah cukup menyerupai si Micky..?
[dennysiregar.com]
No comments:
Post a Comment