Wednesday, July 19, 2017

Memperlakukan Anak dengan Adil


DUNIA HAWA Para orang tua sering bertanya, apakah anak-anak harus kita perlakukan dengan sama? Kalau sama, apakah semua perlakuan akan cocok? Kalau tidak sama, apakah itu tidak melanggar prinsip keadilan? Adil memang konsep yang sering kali terlalu rumit untuk dipahami. Apakah sama itu adil? Atau justru sebaliknya, apakah adil itu harus sama?

Kita bisa menyederhanakan rumusannya. Anak harus diperlakukan sama, dalam arti semua mendapatkan kebutuhannya. Kita harus ingat, bahwa kebutuhan setiap anak berbeda-beda.

Perbedaan yang paling nyata pada anak kita adalah perbedaan usia. Anak dengan usia yang berbeda tentu berbeda pula kebutuhannya. Maka kita perlakukan mereka sesuai kebutuhan, tentu saja perlakuannya berbeda. Anak bayi masih perlu digendong, sedangkan yang sudah balita tidak perlu lagi.

Perbedaan yang lain adalah jenis kelamin. Anak lelaki berbeda kebutuhan dengan anak perempuan, maka perlakuan atas mereka akan berbeda. Tapi ingat, basisnya adalah kebutuhan, bukan hal lain. Ada orang tua yang membedakan perlakuan terhadap anak lelaki dan perempuan, tapi basisnya bukan kebutuhan anak-anak, melainkan perasaan atau kehendak mereka sendiri. Misalnya, anak perempuan tidak boleh pergi sekolah jauh dari orang tua. Apakah itu berbasis pada kebutuhan anak? Tidak. Itu basisnya adalah perasaan, atau nilai yang dianut oleh orang tua.

Lalu, apakah anak dengan usia yang sama harus diperlakukan sama? Misalnya, saat anak kita berusia 5 tahun, apakah perlakuan terhadapnya harus sama seperti saat kakak atau abangnya berusia 5 tahun? Lagi-lagi kita harus melihat kebutuhannya. Anak-anak dengan usia sama pun bisa berbeda kebutuhannya. Bahkan anak kembar sekalipun bisa berbeda kebutuhannya.

Anak pertama saya suka digendong waktu bayi. Menjelang tidur saya suka menggendong dia sampai dia tertidur. Ketika anak kedua saya lahir, saya perlakukan sama, saya gendong sebelum tidur. Di usia 5 bulan dia menunjukkan perbedaan. Tangannya mendorong badan saya, memberi isyarat untuk diletakkan saja di tempat tidur. Ia mau tidur sendiri, tanpa perlu digendong.

Jadi, sebagai orang tua kita perlu mengenali kebutuhan anak-anak kita, kemudian memperlakukannya sesuai kebutuhan itu. Banyak dari kita yang ingin memperlakukan secara sama. Pokoknya harus sama. Kakakmu begitu, maka kamu juga harus begitu. Maka anak yang kebutuhannya berbeda akan merasa diperlakukan tidak adil saat ia diperlakukan sama dengan anak lain.

Demikian pula sebaliknya, banyak orang tua yang bingung dalam menjelaskan kepada anak, kenapa ia diperlakukan berbeda dengan anak lain. Atau, saat anak menuntut perlakuan yang sama, padahal ia tidak atau belum membutuhkan perlakuan itu. Orang tua jadi merasa bersalah, karena telah membeda-bedakan perlakuan. Mereka bingung karena tidak menyadari bahwa perbedaan perlakuan itu terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan.

Sering kita terjebak untuk memperlakukan anak-anak secara sama, karena menganggap itulah yang adil dan terbaik. Atau, kita membedakan perlakuan berbasis hal-hal yang bukan kebutuhan anak, atau bahkan tanpa dasar sama sekali. Keduanya akan membuat anak merasa diperlakukan secara tidak adil.

Hal terpenting dalam hal ini adalah soal mengenali kebutuhan anak. Untuk bisa melakukan itu, kita perlu mengenali mereka dengan baik. Artinya, kita harus berkomunikasi dengan baik, akrab dengan anak-anak kita. Kita kenal karakter mereka, serta kebutuhan-kebutuhan mereka. Itu juga akan mempermudah kita dalam menjelaskan perlakuan yang kita terapkan pada anak. Anak percaya bahwa mereka diperlakukan berbasis kebutuhan, dan perlakuannya adil, meski berbeda

@kang hasan

Gerbang di Surga


DUNIA HAWA Malu juga melihat tayangan seorang bernama Ustad Syam bicara ada pesta seks di surga. Katanya, "Tuhan menjanjikan pesta seks di surga buat lelaki yang menahan hasrat seksnya di dunia." Acara itu tayang di stasiun tipi lagi, dan diucapkan didepan penonton yang semuanya emak-emak.

Saya bukan malu karena pesta seks-nya, tapi karena betapa bodohnya dia. Masih belia usia 25 tahun - itu pasti masa ngaceng-ngacengnya. Karena cenggur, maka dipikirannya seks mulu, sampe di surgapun di pikirannya masih seks. Kebanyakan nonton Mia Khalifah..

Itu tidak lepas dari hadis 72 bidadari di surga, sebuah penjelasan tentang kenikmatan surgawi tetapi dibahasakan dalam bahasa masa arab jahiliyah pada waktu dulu.

Tidak mungkin dimasa kebodohan, dijelaskan kenikmatan surgawi dalam bentuk penjelasan filsafat, karena mereka yang bodoh dan barbar pada waktu itu sama sekali tidak akan mengerti. Akalnya mereka -para kaum arab jahiliyah- dulu masih sangat material. Semua diukur dengan wujud, dengan materi.

Maka ketika Nabi waktu itu mengajarkan perintah Tuhan kepada mereka yang masih memandang material, diberikanlah contoh-contoh yang mudah dipahami -sesuai apa yang mereka kenal waktu itu- untuk keberadaan surga, seperti sungai susu.

Sedangkan di masa sekarang -di ruang-ruang filsafat- surga sudah termaknai dengan bentuk kenikmatan non materi yang jauh dari segala kenikmatan duniawi dari segi apapun. Karena ketika bicara nikmat, ketenangan yang hakiki adalah surga. Sedangkan ketersiksaan batin sudah bagian dari neraka.

Jadi, untuk apa seks di surga? Karena seks membutuhkan nafsu dan nafsu itu hanya milik manusia, bukan ruh-ruh yang tersucikan. Surga itu suci, berarti ruh mereka yang menempati didalamnya akan suci pula.

Tapi bagi anak usia 25 tahun yang mendadak ngustad hanya karena sebuah stasiun telepisi pengen mengambil sudut untuk di kapitalisasi -demi rating, rating dan rating- maka jadilah konsep bidadari menjelma sebagai pornstar. Disana ada gangbang, threesome, bukkake bahkan MILF.

Mungkin juga si Syam ini membayangkan dia bermain jadi supir taksi dan menjemput bidadari-bidadari untuk kemudian di gauli mirip Fake Taxi. Wat de pakkk.

Si Syam boleh saja minta maaf. Tapi persepsi tentang Islam sebagai agamanya kaum ngacengan sudah menyebar dan menjadi bahan tertawaan banyak orang.

Kalau begini, apakah sudah bisa dikategorikan "menghina Islam?".

Demi Toutatis, secangkir kopi pagi ini pahit. Gula habis rupanya. Seruput dulu biar bisa gangbang di surga

@denny siregar