Thursday, July 6, 2017

Berhenti Gunakan Kata Sunnah Rasul Di Malam Jumat


DUNIA HAWA Sunnah Rasul dalam pandangan syariat adalah sikap, tindakan, aktifitas, ucapan dan cara Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam menjalani hidupnya.

Namun perkataan " Sunnah Rasul”  sering kita dengar kalau hari kamis malam atau malam Jumat. Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah “ Sunnah Rasul” sering terdengar dan populer diartikan dari hubungan suami istri atau.

Apakah latar belakang penyebutan Sunnah Rasul menjadi sebuah aktifitas seks? Benarkah malam Jumat sebagai malam yang dianjurkan untuk berhubunganseksual? 

Ada perkataan yang dianggap sebagai hadits; Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (Kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi. (Dalam hadits yang lain disebutkan sama dengan membunuh 1000 atau 7000 yahudi)

Ustadz Abdullah Zaen, M.A mengatakan belum pernah menemukan ayat Alquran atau hadis sahih yang menunjukkan anjuran tersebut. Jika ada yang menyampaikan hal tersebut maka dia diminta untuk menyampaikan dalil.

Hadits di atas tidak akan Anda temukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Artinya, hadits Sunnah Rasul pada malam Jumat tersebut, apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi, adalah bukan Hadits alias palsu yang dikarang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Sebagian ulama mengatakan, “ Kami belum pernah mendengar satu hadis sahih dalam syariat yang memuat pahala yang sangat banyak selain hadis ini.” Karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan semua amalan di atas, untuk mendapatkan pahala yang diharapkan.” (Al-Mirqah, 5:68)

Pendapat yang kuat maka anjuran melakukan hubungan intim di hari Jumat seharusnya dilakukan sebelum berangkatshalat Jumat di siang hari, bukan di malam Jumat, karena batas awal waktu mandi untuk shalat Jumat adalah setelah terbit fajar hari Jumat.

Ustadz Ammi Nur Baits, menambahkan, ada haditsnya shahih namun tidak mengatakan secara gamblang bahwa itu adalah hubungan seks suami istri yaitu:

“ Barang siapa yang mandi pada hari Jumat dan memandikan, dia berangkat pagi-pagi dan mendapatkan awal khotbah, dia berjalan dan tidak berkendaraan, dia mendekat ke imam, diam, serta berkonsentrasi mendengarkan khotbah maka setiap langkah kakinya dinilai sebagaimana pahala amalnya setahun.” (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah; dinilai sahih oleh Imam An-Nawawi dan Syekh Al-Albani)

Lalu sebenarnya sunnah apa yang dilakukan Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam di malam/hari Jumat? Sunnah Rasul untuk dilakukan pada malam/hari Jumat, diantaranya:

1. Memperbanyak membaca Shalawat


Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam, Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari Jumat karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari Jumat, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku. (HR. Baihaqi)

2. Membaca Al Quran khususnya surat Al Kahfi.


Sabda Nabi Shallalhu Alayhi Wa Sallam,: Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jumat. (HR. Al Hakim). Tentu saja lebih baik lagi jika dikaji dan ditadabburi ayat-ayatnya.

3. Memperbanyak doa


Rasulullah Shallalhu Alayhi Wa Sallam bersabda, Hari Jumat itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ashar. (HR. Abu Dawud)

4. Shalat Jumat


Rasulullah Shallalhu alayhi wa Sallam bersabda, Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orangsakit. (HR.Abu Daud dan Al Hakim

@dream

Kandang Ayam yang Mangkrak


DUNIA HAWA "Trus, bagaimana menjawab pertanyaan bahwa Jokowi berbohong waktu kampanye, bang?". "Bohong apanya?".

"Itu. Yang Jokowi ngomong bahwa negeri ini bisa dibangun, dananya ada asal kita mau kerja. Eh, ternyata kita ngutang lagi ngutang lagi. Kalau cuman ngutang, siapapun bisa.."

"Masak sih siapapun bisa? Ada yang 10 tahun berkuasa dan berutang toh gak bisa juga membangun negeri ini?"

Diam.

Anggap saja begini. Kita punya ayah. Ayah kita meninggal. Ia mewariskan kita uang 10 juta dan hutang 100 juta yang sudah jatuh tempo. Bisakah kita melunasi hutang jatuh tempo itu dengan uang 10 juta?

Tentu tidak bisa.

Tapi kita juga mewarisi rumah seharga semilyar yang dijadikan jaminan bank untuk hutang 100 juta itu. Kalau hutang 100 juta tidak dibayar, maka rumah semilyar akan dilelang.

Dijual saja rumahnya ? Tidak boleh. Begitu wasiat almarhum ayah. Kalau begitu apa yang harus dilakukan ?

Duduk sejenak dan berfikir. Daripada sibuk mencaci lebih bagus melihat solusi.

Cara melihat solusi adalah melihat potensi. Apa sih potensi diri kita ? Mau kerja. Oke. Itu satu.

Potensi lain ? Coba lihat rumah kita. Letaknya strategis di pinggir jalan. Dekat dengan keramaian. Nah, kenapa kita gak bikin rumah makan sederhana aja ? Toh selama ini kalau kita masak, dipuji sama banyak orang..

Tapi duitnya darimana ? Modal bikin rumah makan 30 juta, sedangkan uang cash yang diwariskan cuman 10 juta. Itu juga sebagian dipake buat nyicil hutang supaya rumah gak disita..

Kalau begitu, kita minta tambah pinjam dana dari bank 20 juta. Jaminannya ? Ya rumah yang digadaikan itu.

Kita bikin konsep, coret2an peluang dan resiko, lalu kita maju ke bank. "Bank, bisa gak lu tambahin gua uang 20 juta lagi untuk bangun rumah makan bla bla bla.. Hasil dari rumah makan ini akan bisa nyicil hutang ke elu sampe lunas..."

Bank melihat potensi usaha kita..

Inilah yang disebut "uangnya ada". Yang dimaksud bukan uang cash yang kita punya, tetapi "potensi" mendapatkan dananya. Kita masih punya kekayaan yang harus diuangkan supaya kita bisa bergerak sebagai modal usaha.

Jadi Jokowi tidak berbohong. Cuman ada yang gagal paham aja dengan kata "dananya ada".

Apakah semua rumah yang digadaikan ? Entar kalau usahanya gagal gimana ? Ya, kita harus pintar dong. Kita gadaikan yang garasi saja yang menghadap ke jalan untuk tempat usaha. Kalau pun gagal usahanya, garasinya kita lepas.

Tapi masak sih gagal kalau kita mau kerja ?

Akhirnya bank setuju dan mulailah kita mendapat tambahan modal. Sesudah dapat modal, baru kita kerja, kerja dan kerja.

Begitu skema sederhananya "apa yang terjadi" dan "apa yang harus dilakukan sebagai solusi" untuk menyelesaikan masalah di negeri kita..

Kita juga bisa membangun kerjasama dengan orang lain. Dia yang keluar uang untuk modal, kita yang punya tempat. Hasilnya dibagi. Apapun akan kita lakukan untuk bisa membayar hutang kepada bank dan mengembalikan rumah kembali menjadi milik kita lagi.

"Trus apa bedanya dengan yang dulu, bang ? Yang dulu kan juga begitu sama seperti Jokowi, hutang dengan menggadaikan rumah ?"

"Yang dulu itu malas dan gak bisa bisnis. Hutang 100 juta buat bikin kandang ayam. Kandangnya cuman 5 juta, sisanya dibuat mabuk2an ma teman2nya dan ayah mewarisi hutangnya.

Sekarang kandang ayamnya mangkrak.."

Temanku berfikir keras. Sepertinya kata "mangkrak" sangat familiar buat dia..

Ah, kutinggal seruput kopi saja

@denny siregar