Saturday, May 20, 2017

Generasi Milineal


DUNIA HAWA Tiba-tiba saja beranda saya dipenuhi copasan tulisan seorang anak SMA, namanya Afi Nihaya Faradisa.

Judul tulisannya "Warisan". Menarik dan bagus sekali tulisannya. Saya masuk ke akunnya dan - wow - tulisan itu dishare 38 ribu orang. Akunnya sempat diretas dan sekarang sudah balik kembali.

Tulisan tentang warisan yang berbicara tentang agama itu menjadi menakjubkan ketika dikeluarkan oleh seorang anak SMA - mungkin kalau Gus Mus yang nulis, jadi biasa-biasa aja. Kita kaget, ternyata ada juga ya anak SMA yang bisa berfikir dewasa seperti itu..

Saya jadi ingat Gloria Hamel, anggota paskibra yang juga masih SMA. Dia datang dalam sebuah acara diskusi. Dia bercerita banyak tentang masalah pada remaja seusianya. Internet mengepung mereka dengan segala dampak baik dan buruknya.

Mengerikan -begitu kata Gloria- ketika ia mendapati teman-teman seusianya dalam pergaulan bebas dan pamer lekukan dan ciuman yang diupload ke youtube supaya dilihat banyak orang.

Disatu sisi, saya bertemu juga dengan banyak remaja SMA yang menjadi simpatisan FPI. Mereka berpakaian putih dan menutup wajahnya dengan kain putih seakan sedang berperang di Palestina. Mereka siap tawuran dengan siapa saja yang menghalangi mereka ketika sedang bersama-sama dengan kelompok garis keras.

Saya paham susahnya menjadi remaja seusia mereka. Ketika itu saya dikepung oleh ganja, minuman keras dan obat penenang bermacam2 dengan harga sangat murah, sama dengan harga sekeping kaset musik waktu itu. Sulit sekali mencari diri sendiri waktu itu, ketika lingkungan semua bergerak ke arah yang sama.

Karena itu saya salut dengan Afi dan Gloria..

Mereka bergerak dalam ruang yang berbeda, menentang arus dari liberalis yang keblalasan dan agamis yang menakutkan, dua kutub berbeda yang sama kerasnya. Afi dan Gloria berusaha menyeimbangkan keadaan dalam dirinya untuk berdiri ditengah dan berusaha bijak dalam bersikap.

Situasi yang membentuk mereka, menatah mereka ketika melihat keanehan2 yang terjadi dengan mata remaja mereka. Mereka menolak untuk menjadi "begitu-begitu" saja dan ingin tampil dalam bentuk yang berbeda.

Tidak banyak remaja yang sanggup seperti Afi dan Gloria. Kebanyakan larut dalam situasi, seperti teman-teman SMAku dulu yang meninggal karena overdosis heroin. Saya harus angkat topi kepada mereka..

Dan ketika kulihat anak perempuanku yang juga masih SMA, aku mendengar hal yang mengagumkan juga. Ia ternyata seorang penulis di blognya. Hanya tulisannya semua dalam bahasa inggris dan teman-teman pembacanya juga dari banyak negara.

Saya selalu percaya, bahwa benih yang baik akan tumbuh menjadi tanaman yang baik pula. Mereka akan menjadi apa yang mereka makan. Karena itulah saya selalu berusaha memberi mereka makanan yang baik pula, yang halal dan bersih dari segala model suap apalagi korupsi. Tidak ingin kukotori akal mereka dengan siraman harta haram dari hasil merampas hak orang.

Begitulah ketenangan para orangtua ketika mereka memahami sebab akibat dalam kehidupan. Tidak perlu cemas anak kita akan menjadi apa nantinya, selagi kita sirami mereka dengan semua yang baik dan halal..

Saya sendiri tidak paham, bagaimana bisa seseorang berkata bahwa "ini ujian Tuhan" ketika anaknya terperosok dalam kegelapan. Ia tidak sibuk mengupas dirinya sendiri dengan apa ia memberi keluarganya makan. Tuhan selalu menjadi pihak yang tersalahkan..

Ah, panggilan untuk naik pesawat sudah terdengar. Kuangkat ranselku, kuhabiskan cangkir kopiku.

@denny siregar


Saksi Ahli: Chat Whatsapp Rizieq-Firza Bukan Rekayasa


DUNIA HAWA Dikutip dari berita online RMOL dan tribunnews, dua saksi ahli dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait kasus chat (percakapan) mesum yang diduga antara Rizieq Shihab dan Firza Husein. Kedua ahli tersebut adalah ahli pidana Universitas Trisakti Effendi Saragih dan ahli IT Abimanyu Wahjoehidajat.

Dalam pernyataannya, Effendi menyebut bahwa dirinya tidak menemukan unsur rekayasa dalam percakapan WhatsApp (WA) Rizieq dengan Firza Husein.

“Saya tidak melihat apakah ini dibuat-buat atau tidak. Yang pasti sesuai fakta-fakta yang ditunjukkan ke kita (ahli), tidak ada dibuat-buat. Saya pikir itu ya,” terang Effendi.

“Ya, bukti-bukti yang ditunjukkan penyidik sudah memenuhi unsur pidana,” tutur dosen hukum Universitas Trisakti itu.

Selain itu, sehubungan dengan foto wanita tanpa busana di chat tersebut, ahli pengenalan wajah (face recognition) dari Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polri, Hery Cahyono, juga menyatakan bahwa foto wanita tersebut asli dan bukan rekayasa.

“Disimpulkan bahwa foto yang diserahkan oleh penyidik untuk diperiksa di tim Inafis adalah asli dan bukan rekayasa,” kata Hery di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/5/2017)

“Jadi kami bandingkan pada saat tanggal 4 Februari kami adakan pemeriksaan secara langsung, kami memotret wajah dari FH, kami bandingkan gunakan sistem yang ada di kami,” kata Hery.

“Ya baik dari sistem algoritma yang otomatis hasilnya match. Ketika wajahnya berbeda adalah orang berbeda secara sistem akan menolak,” kata dia.

Semua potongan informasi ini semakin menguatkan kesimpulan bahwa percakapan ini antara Rizieq dan Firza itu benar adanya. Untuk menyegarkan ingatan kita, berikut ini berapa bukti yang mendukung:

1. Barang-barang yang ada di foto tanpa busana wanita itu, seperti TV dan sprei, setelah di cek ke rumah Firza Husein, ternyata benar ada di kamar yang bersangkutan (meskipun hingga saat ini Firza masih tidak mengakui dirinya yang ada di foto itu).

2. Adanya percakapan audio yang juga menyinggung kasus yang sama, dan setelah di telusuri, ternyata sosok bernama Kak Emma dalam percakapan itu benar-benar ada, dan setelah diperiksa polisi, Kak Emma juga mengakui ada percakapan itu.

Sejak awal munculnya kasus ini, berbagai analisa menunjukkan bahwa percakapan Whatsapp antara Rizieq dan Firza itu sangat mungkin asli. Sebab percakapan dalam WA itu mengalir alami, tidak seperti percakapan WA palsu yang dengan mudah dapat dikenali bahwa itu dibuat-buat. Misalnya,tanggal percakapan itu berbeda-beda, 6, 8, 13 dan 22 Agustus 2016. Tidak seperti percakapan WA palsu yang biasanya dibuat di satu tanggal saja. Kemudian, tanggal percakapan itu terjadi di ‘saat tenang’, yaitu bulan Agustus 2016. Tidak ada yang heboh di bulan tersebut (tanggalnya bukan 1 atau 2 November, yang berdekatan dengan Aksi 411 misalnya). Tidak seperti percakapan palsu yang biasanya dibuat di tanggal yang berdekatan dengan sebuah peristiwa heboh (misalnya percakapan WA palsu ‘Ahok’ yang memesan karangan bunga). Juga di percakapan itu adaajakan bertobat, tidak seperti percakapan WA palsu yang dibuat sedemikian mungkin untuk menghancurkan korban.

Maka kita mengerti mengapa untuk kasus ini Rizieq Shihab tidak pernah berkometar lantang “itu rekayasa!” sebagaimana ia dengan lantang mengatakan lambang BI adalah palu arit, misalnya. Selalu yang memberi pernyataan adalah pengacaranya, seperti ada kesan ragu-ragu atau takut dari Rizieq. Bahkan kenapa sampai ia lari ke luar negeri, lebih-lebih meminta perlindungan PBB? Kalau ini kasus rekayasa, sepertinya tindakan Rizieq itu berlebihan.

Kalau benar, kenapa takut? Kalau berani, kenapa lari?

Bukti-bukti chat dan gerak-gerik Rizieq sendiri mengindikasikan bahwa peristiwa itu benar adanya.

Salam.

@rey nald


Sejak Jokowi Bilang Siap Gebuk dan Tendang, Fadli Zon Tidak Ada Suaranya Lagi Kini


DUNIA HAWA Siapa yang tidak kenal Fadli Zon, dedengkotnya partai Gerindra, partai besutannya Prabowo Subianto yang saat ini adalah partai oposisi pemerintahan Jokowi. Apapun yang diucapkan Jokowi, apapun yang dilakukan Jokowi, tidak pernah lepas dari kritikan-kritikan mautnya yang dibuat sepedas mungkin agar pemerintahan Jokowi nyonyor.

Sejak kekalahan telak Prabowo Subianto dalam pilpres 2014 yang lalu, plus ditambah dengan cabutnya Ahok dari partai Gerindra, maka klop sudah penderitaan mereka sehingga membuat Fadli Zon semakin kesini semakin liar tidak terkendali.

Kebijakan-kebijakan Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan dihajarnya tanpa peduli karena sakit hati yang berkepanjangan dan rasa kebencian, maka segala cara haram pun dia halalkan.

Namun kesabaran orang tentu ada batasnya. Ibaratnya gelas kosong yang diisi air terus menerus tetes demi tetes, maka lama kelamaan gelas yang kosong itu akan penuh juga dan airnya tumpah meluap keluar.

Ini yang terjadi saat ini. Sepertinya Jokowi sudah sampai pada batas puncaknya menghadapi para pelaku provokator yang terus memprovokasi rakyat dengan menciptakan kegaduhan demi kegaduhan untuk menimbulkan mosi tidak percaya rakyat terhadap pemerintah.

Jokowi Siap Gebuk, Kaum Bumi Peang Pun Kejet-kejet


Presiden Jokowi menegaskan bahwa organisasi yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI akan ia gebuk..

Artinya selain HTI, juga FPI yang merupakan ormas radikal dan intoleran yang bilang Pancasila ada di pantat, akan kena gebuk dan ditendang sampai nyonyor.

Kali ini Jokowi tampaknya sudah tidak mau main talik ulur lagi dengan segala macam konflik dan masalah-masalah yang sengaja dimunculkan untuk menimbulkan kegaduhan selama ini. Ibaratnya sudah dikasi hati, minta jantung, dikasi rempelo minta jeroan.

Jokowi menyatakan siap menggebuki kelompok-kelompok dan organisasi yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 dan menindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku jika ada pihak-pihak yang sengaja mau mengadu domba, memecah belah masyarakat, apalagi sampai mengancam negara segala.

“Saya katakan kepada Kapolri jangan terpengaruh pakai hitung-hitungan yang lain. Kalau ada bukti silahkan ditindak. Kalau gebuk, ya gebuk saja. Jangan ragu-ragu.” kata Jokowi.

Bagaimana Presiden Jokowi tidak dongkol, negara-negara lain sudah berpikir bagaimana cara memindahkan manusia ke Planet Mars, bangsa kita masih sibuk berdemo hal-hal yang tidak perlu.

“Ini terus terang membuat saya jengkel dan menghabiskan energi,” ujar Jokowi.

Siapa Saja yang Akan Kena Gebuk dan Kena Tendang?


Jokowi menilai berbagai situasi yang memanas selama ini adalah framing menuju 2019, artinya bau-baunya dan gejala-gejalanya sudah ada sejak dini. Menurut Jokowi pemicunya ada dua golongan, yaitu golongan kekuasaan politik dan golongan kepentingan bisnis yang terganggu.

Kedua golongan itu adalah bagian dari oknum-oknum golongan sakit hati serta golongan yang tidak nyaman dan tidak leluasa bergerak karena sejumlah langkah dan kebijakan yang dilakukan Jokowi dalam pemerintahannya.

Untuk kekuasaan politik, Jokowi tidak merinci, namun kita semua tahu siapa-siapa saja para politisi busuk dan biang kerok kegaduhan selama ini yang terus merecoki pemerintahan yang sah.

Sedangkan golongan kepentingan bisnis yang terganggu, yaitu mereka-mereka yang merasa tidak nyaman karena terganggu kepentingannya sebagai akibat dari penindakan dan penenggelaman kapal-kapal yang melakukan pencurian ikan, pembubaran Petral, rencana pembangunan kilang, pengaturan soal pangan dan distribusinya, dan terakhir soal daging.

Cangkemme Fadli Zon Mingkem


Sebelum Jokowi berjanji akan gebuk dan tendang golongan-golongan pengacau dan ormas-ormas anti Pancasila, Fadli Zon dengan pedenya memprotes keras pembubaran HTI. Fadli Zon bilang bahwa HTI sudah memiliki kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara, pemerintah harus meninjau kembali dan mencabut kebijakan membubarkan organisasi tersebut. Dia menganggap pemerintah hanya mencari-cari masalah.

Bahkan Fadli Zon mengancam pemerintah dengan ucapan yang terselubung maknanya bahwa massa HTI sangat besar dan akan ada kegaduhan di Indonesia.

Namun setelah Presiden Jokowi perintahkan kepada Kapolri, kepada Panglima TNI untuk tidak ragu-ragu menindak tegas segala bentuk tindakan dan ucapan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan, mengganggu NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dan tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, cangkemme Fadli Zon sampai saat ini mingkem.

Apalagi setelah Jokowi mengepalkan tinjunya ke udara yang siap gebuk dan tendangi ormas-ormas dan golongan yang tidak sesuai dengan dasar negara, suaranya Fadli Zon tidak pernah muncul lagi.

Terlalu banyak penghianat bangsa dinegara ini terutama di level elit politik. Sudah saatnya Jokowi membasmi para parasit negara, gebuk dan tendang tampa ampun. Presiden kita sedang bekerja, bukan pencitraan, saatnya memberi shock therapy.

Kura-kura begitu.

@argo