Monday, May 1, 2017

Teror vs Teror


DUNIA HAWA - Konsep teror banyak dikaitkan dengan aksi kekerasan langsung seperti bom bunuh diri, penusukan dan lain sebagainya yang kita kenal.

Padahal tujuan utama dari teror adalah menyebarkan ketakutan. Cara menyebarkan ketakutan banyak, mulai dari intimidasi sampai pengancaman.

Aksi-aksi yang berlangsung massif seperti demo berangka kemaren, sebenarnya adalah bagian dari teror. Mereka mengintimidasi mulai dari masyarakat, aparat, pemerintah sampai lembaga peradilan dengan banyak ancaman supaya tujuan mereka tercapai.

Sampai saat ini bisa dibilang teror mereka berhasil. Pelaku teror dengan menggunakan agama berhasil memaksakan kehendak mereka dengan menggerakkan massa, melakukan tekanan atas nama umat.

Dampak dari keberhasilan teror mereka adalah ketakutan. Ketakutan ini mewabah di banyak lapisan masyarakat mulai dari rakyat kecil sampai pengusaha. Para pelaku teror ini berhasil membangun paradigma bahwa situasi akan kacau dan ekonomi akan terganggu jika tuntutan mereka tidak terpenuhi.

Timbul rasa tidak aman untuk melakukan investasi di dalam negeri. Yang berakibat melemahnya arus modal ke dalam negeri sampai modal yang akhirnya lari keluar negeri atau capital flight.

Di tatanan masyarakat biasa, para pelaku teror dengan memanfaatkan aksi massa ini berhasil mempengaruhi pemikiran banyak orang bahwa "jika mereka berkuasa semua akan aman". Mirip gerombolan preman yang mengancam pemilik usaha supaya membayar mereka untuk melakukan pengamanan, jika tidak tempat usaha mereka akan dirusak.

Keberhasilan aksi teror akan diikuti aksi lainnya. Demo buruh yang baru saja terjadi dengan membakar karangan bunga adalah kelanjutan dari keberhasilan aksi teror demo berangka sebelumnya. Dengan teror ini mereka akan memaksa dengan keras tuntutan mereka kepada pemerintah, jika tidak "tau sendiri akibatnya.."

Mereka ingin membuat masyarakat runtuh kepercayaannya terhadap wibawa pemerintah.

Situasi sekarang ini sudah demikian parahnya ketika aksi teror didiamkan begitu saja dan diharapkan hilang dengan sendirinya. Mereka seperti api dalam sekam yang akan membara dan membakar seisi rumah jika tidak dipadamkan secepatnya.

Bagaimana cara memadamkannya?

Terkadang cara memadamkan api bukan dengan air karena api akan semakin membesar. Butuh ledakan keras untuk memadamkan api yang sudah terlanjur besar.

Jika pemerintah yang langsung menghadapi mereka, tentu serangan balik akan kembali ke pemerintah dengan bahasa HAM, otoriter dan zolim. Pemerintah akan sangat kesulitan jika sudah masuk wilayah ini, karena akan menciptakan pahlawan-pahlawan baru di sisi pelaku teror yang membuat gerakan mereka bukannya padam, tapi malah membesar.

Yang paling memungkinkan sekarang ini adalah membangun api baru, tetapi api yang bisa dikendalikan. Seperti kata pepatah, "fight fire with fire". Lawan propaganda dengan proganda. Ikuti cara mereka, tiru pola mereka untuk menteror mereka.

Seperti kata Habib Rizieq waktu ceramah di Madinah kemaren, "Ada dua kelompok Islam di Indonesia..Yaitu Islam fundamental dan Islam tradisional. Jangan adu domba mereka.."

Seandainya saya disana ikut ceramahnya beliau, saya akan angkat tangan saya untuk mendapatka kesempatan berbicara.

"Bib, Islam tradisional lah yang selama ini menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dalam kerangka agama yang sejuk dan berwibawa. Sedangkan Islam fundamental yang dibawa dari Arab Saudi, datang belakangan membawa api kesini.

Tidak mungkin disatukan dua konsep ini dalam satu wadah. Yang fundamental adalah minyak sedangkan yang tradisional adalah air. Mereka selalu berpisah dalam ideologi..."

Saya akan angkat secangkir kopi di depan para jamaahnya dan berkata, "Bagaimana seandainya Islam tradisional yang selama ini diam tak bersuara, bangkit dan menyapu minyak yang berpotensi membakar negara?


@denny siregar


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

Bunga Ahok Tusuk Fadli Zon, Tangisi Anies dalam Bayang Ahok


DUNIA HAWA - Pendukung Ahok 42% dan pembencinya 58%. Masih ingatkah slogan ABA (Asal Bukan Ahok)? Artinya ada 58% yang sangat membenci Ahok. Siapapun lawan Ahok di Pilkada, pasti menang. Alasannya, ada 58% pembencinya. Dengan demikian, siapapun lawan Ahok dan asal bukan Ahok, pasti dipilih dan akan menang. Jadi raihan Anies 58% itu bukanlah kemenangan Anies tetapi suara pembenci Ahok.

Dengan logika seperti itu maka sebetulnya bukan hanya Anies yang pasti menang. Seandainya Lulung, Taufik, Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Jonru Ginting, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Sanusi atau siapapun yang menantang Ahok, mereka pasti menang. Bahkan kucing dalam karung sekalipun, bisa jadi akan dipilih. Yang penting bukan Ahok. Alasan kenapa Ahok dibenci tujuh turunan, sudah dibahas dalam ribuan tulisan.

Maka ketika Anies menang, para pembenci Ahok bukan memuji perjuangan heroik Anies yang berdarah-darah mengalahkan Ahok. Para pembenci Ahok yang memilih Anies, yang penting asal bukan Ahok, bersyukur atas kekalahan Ahok. Mereka tidak salut, bangga atau kagum atas perjuangan heroik Anies. Anies sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia hanya beruntung dapat duriah runtuh SARA di saat yang tepat.

Dalam memenangkan Pilkada DKI, memang Anies tidak bersusah-payah. Anies tidak mengeluarkan dana. Ia hanya santai, ongkang-ongkang kaki, pesiar sana-sini, asyik merangkai kata, umbar janji penuh retorika dan hanya menonton politisasi SARA dari Masjid yang terus membusukkan Ahok. Toh kemenangan sudah ada di depan mata.

Maka ketika quick count mencapai persentasi 100% dan Ahok dinyatakan kalah, para pembencinya tidak menangis haru atas kemenangan Anies. Para pembenci Ahok yang memang kebetulan memilih Anies, karena hanya itu pilihan bukan Ahok, berpesta pora. Mereka bersyukur atas kekalahan Ahok dan bukan bersyukur atas kemenangan Anies.

Warga Jakarta yang memilih Anies, tidak ada yang gembira. Mereka gembira bukan karena Anies menang, tetapi karena Ahok kalah. Tak peduli siapa yang menang, siapa lawan Ahok. Yang penting Ahok kalah dan tidak menjadi gubernur lagi. Seandainya Firsa Hot lawan Ahok atau Fitsa Huts sekalipun, tak peduli. Yang dipedulikan adalah Ahok kalah. Titik.

Maka ketika Anies menang, tidak ada ucapan lewat karangan bunga. Seandainya ada ucapan karangan bunga, bunyinya adalah: “Selamat atas kekalahan Ahok, dari Lulung dan kawan-kawan”. Tetapi ucapan ini pasti gila. Mana ada ucapan selamat atas kekalahan? Itulah sebabnya mengapa karangan bunga tidak mengalir ke rumah Anies pasca memenangkan Pilkada DKI. Karena tidak penting siapa yang menang atas Ahok, apakah itu Anies, Habib Novel, Rizieq, Marisa Haque atau boneka sekalipun.

Saya yakin karangan bunga untuk Ahok akan melebihi sepuluh ribu dalam beberapa hari ke depan. Itu adalah sebuah hal yang spektakuler untuk orang yang spektakuler. Ahok memang spektakuler. Ada banyak hal fenomenal yang telah dicetak Ahok selama ia menjadi gubernur DKI Jakarta. Ahok pernah sukses mengumpulkan satu juta KTP, melawan DPRD DKI, DPR Senayan, BPK. Ia yang double minoritas berani melawan FPI, preman Tanah Abang.

Ahok seperti kata Sri Mulyani tidak layak menjadi gubernur tetapi ia layak menjadi Presiden, karena otak briliannya mencari uang untuk warga DKI. Di era Ahok dan bersama Jokowi APBD DKI melonjak dua kali lipat. Duit dari parkir dan iklan mengalir deras ke kas daerah. Dana-dana CSR dari berbagai pengusaha dipaksa oleh Ahok untuk membangun Jakarta. Simpang susun Semanggi hanyalah salah satu contoh otak brilian Ahok.

Bunga untuk Ahok di balai kota memang fenomenal. Ia yang kalah, malah mengundang simpati. Itu menggambarkan betapa para pendukungnya menangisi kepergian Ahok. Ia kalah memang dengan kepala tegak. Ia kalah kerena SARA. Seperti ucapan Ade Armando, orang bodoh pilih Anies, orang pintar pilih Ahok. Karena jumlah orang pintar kalah banyak dengan orang bodoh, maka Ahok kalah. Ucapan fenomenal Ahok terbukti. Mayat dipolitisasi dan dibodohi pakai ayat.

Ahok yang fenomenal, namanya tetap harum. Ia tetap mendapat tempat di hati penggemarnya. Revolusi bunga di balai kota adalah buktinya. Para pendukung Ahok paham akan makna simbol bunga. Nalar mereka sampai pada bahasa simbolis. Berbeda dengan para pembenci Ahok yang terpaksa memilih Anies. Mereka tidak paham bahasa simbolis bunga karena daya nalar mereka yang kurang. Mereka hanya paham bahasa mayat. Inilah yang menusuk nalar Fadli Zon.

Fadli Zon terpaksa merendahkan nalarnya lewat komentar nyinyirnya bahwa karangan bunga yang ditujukan kepada Ahok adalah sebuah pencitraan murahan. Apa yang mau dicitrakan Ahok? Bukankah dia sudah kalah? Bukankah Ahok sudah selesai dengan dirinya? Ahok jelas lebih baik yang tampil apa adanya ketimbang Fadli Zon pura-purawalk out alias munafik soal hak angket KPK di DPR sana.

Jika Fadli Zon jujur, ia harus mengakui bahwa bunga di balai kota telah menusuk, mengiris, menghantam ulu hatinya. Kalah saja Ahok mendapat bunga apalagi kalau menang. Mungkin sampai kiamat, Fadli Zon tidak pernah mendapat bunga sebanyak itu. Sementara bagi Anies, bunga untuk Ahok adalah tangisan awal akan keberadaan Anies di balai kota. Ke depan, Anies akan berada di bawah bayang-bayang Ahok. Jika Anies pergi atau lengser kelak, adakah bunga sebanyak itu untuknya? Mungkin hanya DP rumah nol persen yang tahu.

@araaro lahagu


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

Berharap Cuci Dosa dengan Umroh, Pulang-Pulang Rizieq Ditunggu Polisi, Stress Lagi Dia, Kak Emma!


DUNIA HAWA - Beberapa hari kemarin, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab melakukan umroh ke Tanah Suci. Apa yang dilakukan sebenarnya wajar. Dosa-dosa begitu banyak dilakukan oleh orang ini, dari kasus politisasi agama, penghinaan terhadap Pancasila, penghinaan terhadap Allah Anak, dan puncaknya pada “BaladaCintaRizieq” yang melibatkan dirinya dengan Firza Husein dan Kak Emma.

Bukan hal yang berlebihan jika kita berkesimpulan bahwa perginya Rizieq untuk umroh, adalah salah satu kewajibannya di dalam mengaku dosa dan berharap Tuhan mengampuninya. Pengampunan itu memang urusan Tuhan, namun pengadilan tetap harus dijalankan. Bukan hanya pengadilan pemerintah yang diterima oleh Rizieq, melainkan pengadilan yang dilakukan oleh rakyat.

Sekembalinya Rizieq dari umrah, ia harus memenuhi proses hukum yang berlangsung di Indonesia. Rizieq tidak dapat mangkir lagi dari panggilan kedua. Karena jika ia mangkir, maka statusnya bukan algi tersangka, melainkan direndahkan menjadi buronan. Sehingga status buronan dapat menjadi sebuah status yang menghancurkan harga dirinya, apalagi sebagai orang yang dielu-elukan oleh para laskarnya.

Saking terkenalnya dan digandrungi, dan begitu dikultuskannya Rizieq, bahkan ada satu akun perempuan yang menyatakan dirinya siap memberikan tubuhnya bagi Rizieq. Ini adalah pengkultusan yang sangat berlebihan dan kelewat batas. Tentu kita berharap wanita ini hanya mengalami halusinasi dan cepat kembali ke jalan yang benar.

Rizieq boleh dikenal dan dikagumi oleh para pengikut bumi datar, namun rasanya berlebihan jika ia dikagumi oleh warga bumi bulat yang tidak sempurna ini. Ia harus memenuhi panggilan kepolisian. Karena kasus yang menjeratnya begitu banyak, maka kemungkinan Rizieq akan meminta pengawalan dari pasukan bumi datar.

Mangkirnya Rizieq dari pemanggilan pertama tanggal 25 April, membuat Polisi terpaksa melayangkan surat pemanggilan kedua yang direncanakan setelah hari buruh (May Day). Sayang sekali jika memang akhirnya Rizieq memilih untuk mangkir lagi.

Kali ini pemanggilan berkait dengan kasus BaladaCintaRizieq. Konten pornografi yang ada di dalam percakapan WhatsApp antara Rizieq dan Firza ini tersebar di media sosial. Mereka berdua tidak memberikan klarifikasi yang jelas, sehingga rumor-rumor mengenai baladacintarizieq ini dianggap sebagai sesuatu yang valid dan benar.

Jika memang balada tersebut palsu dan hoax, maka seharusnya pemanggilan kepolisian kepada Rizieq dan Firza justru meringankan beban moral dan mengangkat kembali harga diri mereka. Sayangnya mereka cenderung pasif, sehingga orang-orang justru semakin melihat bahwa Firza tidak pantas menggunakan hijab, sedangkan Rizieq tidak pantas menggunakan gelar Habib di depan namanya.

Ini adalah aib yang trjdai pada kedua orag ini. Aib yang mempermalukan nama agama, tentu menjadi sebuah dosa yang besar di hadapan Tuhan. Saya percaya bahwa Tuhan yang tidak tidur itu, sedang memberikan hajaran bagi manusia yang mencoba untuk bermain-main dengan dunia kedagingan yang fana.

Kita tentu berharap bahwa Rizieq Shihab dapat disadarkan dari segala kesalahan-kesalahannya dan keberaniannya yang seolah-olah bisa menantang pemerintahan yang sudah ditetapkan. Upaya-upaya penggulingan Pak Ahok pun dilakukan. Rizieq seharusnya sadar bahwa dengan semakin gencarnya Pak Ahok dijatuhkan, sebetulnya malah menjadikan Pak Ahok semakin dikenal dan dikasihi.

Kita melihat Pak Ahok itu ibarat bola karet yang semakin keras dijatuhkan, semakin tinggi ia melambung. Tapi melihat Rizieq saat ini, ia ibarat sebuah telur yang keras, merasa diri aman hebat di dalam cangkang telur tersebut. Ketika kita menjatuhkan sebutir telur, tentu kita akan melihat bagaimana cangkang telur tersebut, bunyinya “ceplokkk”, dan lendir-lendir cairan kuning dan putih telur nya pecah. Jika satu telur saja bisa mengotori lantai, apa jadinya kalau dua telur? Yang tidak mengerti, ya sudah!

Ini fakta yang tidak bisa kita sanggah, bagaimana bully-an yang diterima Pak Ahok selama ini, malah semakin mengangkat harkat dan martabat Pak Ahok. Melihat Rizieq yang berurusan dengan kepolisian, makin melihat harga dirinya yang semakin lama semakin tidak ada dan menghilang ditelan oleh bumi.

Luar biasa bagaimana cara Tuhan mengangkat tinggi orang-orang baik, dan merendahkan orang-orang sombong. Orang yang merasa diri dekat Tuhan dan memiliki otoritas, justru kebanyakan merupakan orang-orang yang menjadi objek “keisengan” Tuhan.

Betul kan yang saya katakan?

@hysebastian


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

Kaum Buruh di Negeri Pertiwi


DUNIA HAWA - Buruh, sebutan umum untuk para pekerja di Indonesia bahkan dunia. Para buruh, worker, pekerja, labor, karyawan adalah orang yang bekerja dengan mengandalkan kemampuannya guna mendapatkan upah berupa uang atau bentuk lainnya untuk mencukupi kebutuhannya dari atasan. Para pekerja, buruh, karyawan pada intinya sama. 

Namun, dalam penyebutan di Indonesia buruh adalah pekerja dengan kelas rendahan, hina, dan kasar dalam pekerjaannya. Sedangkan, untuk pekerja dengan kelas lebih tinggi disebut dengan karyawan yaitu pekerja yang lebih mengandalkan otaknya ketimbang ototnya, pekerja yang mengandalkan ilmu teorinya beserta prakteknya.

Jam kerja yang pasti, tanggung jawab yang terbatas terhadap atasan, penghasilan yang pasti dan dapat merencanakan rencana kedepannya adalah salah satu kecil keuntungan seorang buruh. Namun, selain itu seorang buruh harus mau diperintah oleh atasannya, bertangung jawab terhadap pekerjaannya, menerima pendapatan yang tetap, dan yang paling identik adalah seorang buruh sukar untuk menyampaikan ide-idenya, ya.. para atasan sering mengabaikan ide-ide dari seorang karyawan yang dianggap kelas rendahan.

Namun, ada keistimewaan tersendiri bagi kaum buruh. Setiap tanggal 1 Mei di Dunia diperingati hari buruh Internasional atau lebih familiar dengan sebutan May Day, hari yang identik dengan demonstrasi dan mogok kerja para kaum buruh dalam konteks sejarahnya. Di Indonesia sendiri peringatan hari buruh sangat identik bahkan setiap 1 Mei dijadikan sebagai Hari Libur Nasional, peringatan hari buruh di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan sempat memiliki perubahan-perubahan tergantung kondisi politik. 

Bahkan pada era Orde baru Peringatan hari buruh ditiadakan karena sangat dilarang oleh ideologi komunisme, Orde baru, Orde dimana kekuasaan pemerintah sangat berkuasa, apapun yang pemerintah mau rakyat harus menurutinya. Jadi teringat cerita dari seorang nenek bernama Suminah yang tinggal di pesisir Marunda, Jakarta Selatan, ibu tua dengan usia 64 tahun yang hidup  sebatang kara beliau menceritakan: jaman dulu apa-apa kita harus nurut sama pemerintah, apa yang pemerintah mau ya harus dilaksanakan kalau nolak ya dipaksa, tapi ibu ya kadang bohongi pemerintah didepan pura-pura mau melaksanakan di belakang ya melaksanakan yang lain yang benar menurut pendapat pribadi, orang ibu ya tau mana yang baik dan bener ya dipilih yang sesuai dengan pedoman kita, gambaran cerita singkat era Orde baru yang begitu meminimalisir pendapat rakyat.

Namun, setelah era reformasi semua orang berhak mengeluarkan pendapat nya baik secara tulisan maupun lisan termasuk para kaum buruh. Pada demonstrasi para buruh biasannya menyuarakan pendapatnya meminta kenaikan upah, meminta kesejahteraan kaumnya. Pada 2016 tahun lalu peringatan hari buruh di Indonesia dilaksanakan di Bunderan HI seberang Istana kepresidenan yang dilanjutkan ke GBK, banyak hal yang disuarkan para kaum buruh pada demonstrasi pada tahun lalu seperti kenaikan upah kerja, penghentian kriminalisasi dan aktivasi sosial serta pemutus hubungan kerja (PHK) dan yang paling identik adalah pendeklarasikan dua organisasi massa yang terdiri dari kaum buruh, guru honorer, mahasiswa dan nelayan. 

Pendeklarasian ini bukanlah yang pertama kalinya sudah lama terhitung sejak tahun 1998 para buruh menginginkan adanya partai politik yang berbasis buruh, yang mengharapkan dapat menampung para ide-ide serta pikiran-pikiran para kaum buruh. Namun, selalu gagal karena tidak dapat menarik dukungan masyarakat sehingga bubar. Begitu sulit memang mencari dukungan apalagi melawan para petinggi-petinggi politik yang sudah lama terjun di Indonesia.

Dengan adanya peringatan hari buruh yang sudah sekian tahun, semoga pemerintah semakin memperhatikan kaum buruh dan sejenisnya sehingga kehidupannya semakin layak dan sejahtera, tidak dipandang karyawan rendahan, dipandang sebelah mata sehingga dapat meningkatkan tingkatan di masyarakat. Selamat hari buruh, semoga pemerintah melirik nasib-nasibmu dan memperhatikan kaum-kaummu. Selamat hari buruh, pekerja dengan tenaga kuda dengan upah yang tidak seberapa guna memenuhi kewajibannya.


@robi chul bais


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

Kontrak Buruh KSPI Dengan Anies, Upah Pasti Naik, Investor Pasti Kabur, Yang Untung Tetap Said Iqbal


DUNIA HAWA - Selamat Hari Buruh untuk semua teman buruh dan pekerja di seluruh Indonesia, Hari Buruh memang diperingati tiap tanggal 1 Mei, ini adalah momen bagaimana buruh diakui eksistensinya di Indonesia. Karena tanpa buruh roda perekonomian di Indonesia pasti akan tidak berjalan. Penulis juga seorang buruh, yang juga bekerja di perusahaan.

Di tahun 2017 ini buruh yang diwakili oleh serikatnya menyuarakan tiga isu penting, Tiga isu yang akan diangkat itu disingkat jadi Hosjatum, hapus outsourcing dan magang, jaminan sosial, dan tolak upah murah. Hosjatum serentak diangkat di seluruh wilayah Indonesia. HOS = Hapusoutsourcing, JA = Jaminan sosial, TUM = Tolak Upah Murah.

Hosjatum merupakan isu lama yang dalam dua tahun terakhir kembali menguat. Terkaitoutsourcing dan magang, ada lima jenis pekerjaan yang bisa diterapkan sistem itu bila merujuk pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) Nomor 19 Tahun 2012. Lima pekerjaan yang dimaksud adalah cleaning service,catering, security, driver, dan jasa penunjang perminyakan. Namun kenyataannya, banyak perusahaan penyedia jasaoutsourcing menyediakan pekerjaan di luar lima bidang tersebut. Sistem magang yang cara kerjanya disamakan dengan karyawan pada umumnya juga dinilai tidak adil, terlebih mereka yang magang dibayar lebih kecil dengan beban yang sama dengan pekerja full time.

Mengenai jaminan sosial, KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) minta agar jaminan kesehatan digratiskan dari iuran dan mengambil preminya dari pajak. Jadi Pemerintah yang akan menanggung semua premi atau pembayaran BPJS Ketenagakerjaan buruh se-Indonesia. Dan juga KSPI menuntut dana pensiun dari perusahaan swasta setara dengan ASN. Sedangkan tolak upah murah, KSPI minta disetarakan dengan gaji negara-negara ASEAN lainnya yang lebih besar tentunya, bukan yang lebih kecil.

Intinya adalah, upah atau gaji buruh harus naik, kalau sesuai perjanjian KSPI dengan Anies Baswedan minimal akan ada gaji 3,7 juta Rupiah atau lebih di Jakarta untuk buruh. Ini wajib dilaksanakan Anies, bukan oleh Ahok karena perjanjian KSPI dengan Anies dan Sandi.

Kenapa upah buruh harus naik? Ini adalah upaya KSPI untuk menyejahterahkan buruh, tetapi semakin tinggi upah buruh bersih yang diterima, iuran untuk KSPI juga pasti akan lebih besar, apakah ini yang dikejar? Atau sekalian KSPI menuntut pemerintah membayarkan iuran untuk KSPI dari pajak.

Kenapa KSPI dan ketuanya Said Iqbal sangat getol untuk memperjuangkan (yang katanya) hak buruh? Ketua KSPI dan jajarannya menerima 40 persen dari seluruh iuran buruh diluar kebutuhan buruh yang hanya 60 persen. coba ya kita hitung-hitungan sedikit, berapa sih gaji dari petinggi serikat buruh.

Variabelnya adalah jumlah buruh yang berada di bawah naungan KSPI berjumlah 3 juta buruh, Iuran per bulan yang harus disetorkan ke serikat adalah 1 persen dari total gaji per bulan, rata-rata pendapatan buruh antara 1 juta hingga 3 juta Rupiah.

Rumusnya : jumlah iuran (presentase) x Jumlah buruh (Klaim) KSPI x Gaji Buruh = Total Iuran Buruh

1/100 x 3000000 x 1000000 = 30.000.000.000
1/100 x 3000000 x 2000000 = 60.000.000.000
1/100 x 3000000 x 3000000 = 90.000.000.000
1/100 x 3000000 x 3700000 =111.000.000.000

Rp 3.700.000 adalah hitung-hitungan yang diperjuangkan oleh KSPI

40 persen yang diperjuangkan pimpinan serikat buruh ini adalah
40/100 x Rp 111.000.000.000 = Rp 44.400.000.000 
terbilang Empat puluh empat miliar empat ratus juta rupiah. 

Ini adalah hitungan kasar pendapatan 40 persen dari keseluruhan iuran buruh dibawah naungan KSPI. Ingat ya ini adalah perhitungan kasar, perhitungan yang bisa berubah seluruh variabelnya, kemungkinan yang berubah adalah variabel jumlah buruh tiap daerah, dan juga besaran gaji buruh di tiap daerah.

Bukan uang yang sedikit tentunya, di saat buruh sedang berpanas-panasan, dan berpeluh keringat bekerja, serikat buruh malah memperkaya diri dan berkantor supermewah. Kantor pusat KSPI saja merupakan gedung mewah yang dianggarkan pembangunannya minimal sebesar 10 miliar Rupiah. Said Iqbal pernah berseloroh bahwa gaji pokok dia selama menjabat ketua KSPI adalah “hanya” Rp 6 Juta Rupiah (tetapi pasti akan ada tunjangan komunikasi, tunjangan jabatan, tunjangan Moge, Tunjangan rumah, Tunjangan Apartment, Tunjangan perjalanan, dan tunjangan lain-lainnya).

Bukannya penulis juga antipati dengan perjuangan hak buruh dan lain sebagainya, kinerja dewan pengupahan tentu merupakan penengah yang tentu juga wajib dihormati keputusannya. Karena pengupahan bukan merupakan hak utama seorang kepala daerah, karena pengusaha juga perlu didengar aspirasinya, pokoknya jangan sampai mereka malah eksodus pindah ke negara Vietnam sesuai ilustrasi diatas.

Ya seperti itulah … Hari Buruh


@asmoro