Sunday, April 9, 2017

(Anies Berbahaya) PKS Dari Plagiat Hingga Kadernya Ditangkap Densus 88


DUNIA HAWA - Nama Anies Baswedan muncul dari PKS. Prabowo pada mulanya tidak begitu antusias kabarnya. Dalam ingatan Prabowo barangkali masih melekat kuat kata-kata Anies yang mencerca dia pada masa kampanye pemilihan presiden 2014. PKS berusaha meyakinkan Prabowo. Sandiaga yang merasa bahwa Anies lebih jago menelikung dibandingkan dirinya juga merasa waswas. Tapi PKS mendesak dia agar mau jadi calon wakil Anies. Apa mau dikata, dalam politik apa saja bisa terjadi. Sandiaga yang berambisi itu terpaksa menerima desakan PKS. Dia juga dibebani tugas disuruh membujuk Prabowo.

Singkat cerita, Anies ditawari. Tentu saja, si pemburu kuasa yang tengah frustasi ini mau. Buat dia tidak sulit. Dia punya bakat alam yang kuat untuk jadi bunglon. Segera saja Prabowo yang tahun 2014 dia cerca, sekarang dia sanjung menjadi bosnya. FPI yang dia caci maki waktu di Paramadina, kini menjadi kawan baik buat Dia. Dan parahnya lagi si Anies Baswedan disebut-sebut juga teken kontrak dengan Hari Tanoe. Down Payment yang dibayarkan HT kepadanya sudah lebih dari separoh harga dirinya.

PKS sama dengan Anies, jadi wajar kalau PKS mengusung Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI. Sama-sama pandai bersilat lidah dan menjadi bunglon berubah-ubah warna untuk mengamankan diri. Sebelumnya PKS juga pernah berseteru dengan Gerindra. Karena ketidakhadiran Anies dalam acara debat yang diselenggarakan di kompas Tv. Dimana kubu gerindra menyesalkan hal ini, ternyata dari sumber yang didapat, ketidakhadiran Anies karena atas anjuran dari politisi PKS. Hal ini dapat menjelaskan, bahwa PKS ingin menyetir semua atau memegang kendali, dengan demikian banyaknya berita yang beredar mengenai adanya diskomunikasi antara Anies dengan Sandiaga bisa dapat menjelaskan kenapa tidak ada kesatuan yang kuat dalam kubu Paslon no 3 ini.

Baru-baru ini, lagi dan lagi PKS mencederai dirinya sendiri, partai yang notabennya Islam justru melakukan plagiat terhadap karya seseorang, dari yahudi pula, yang mana hal ini sangat berseberangan. Namun PKS tetap bersikukuh bahwa lagu tersebut sudah dimilikinya sejak 2014. Akan tetapi apalah daya, penyanyi asli Hasyem Melech sudah melayangkan protes, dan menyatakan bahwa lagu yang dibawa PKS dan kubu Anies adalah memang betul karyanya dan dijiplak begitu saja oleh kelompok paslon no 3 yang diusung PKS.

PKS memang salah satu partai yang sangat mendukung berdirinya negara khilafah, bahkan mereka juga tak sungkan mendukung setiap aksi yang dilakukan oleh kelompok radikal, apalagi jika membawa nama agama. Maka dalam hal tersebut mereka sangat menganjurkan Anies yang jadi gubernur DKI bukan Sandiaga. Sementara sebelumnya nama Sandiaga adalah kandidat terkuat dari gerindra. Strategi PKS mampu merangkul Gerindra untuk lebih mengikutinya, dimana Sandiaga menjadi Cawagub saja. (hohohohoho).

Beberapa hari lalu terduga teroris ditangkap oleh densus 88 di Lamongan. Sejak pasca aksi 411, Nusantara kembali dihebohkan oleh aksi-aksi teror sekaligus terduga makar. Mengejutkan ternyata densus 88 juga menangkap kader dari PKS.

Dari detikcom, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan, M Sudiono Fauzan, mengaku kaget dengan informasi penangkapan anggotanya, Muhammad Nadir Umar, oleh Tim Densus 88 Anti Teror.


“Benar dia anggota Komisi IV dari PKS. Saya belum tahu permasalahannya (penangkapan). Kaget dapat informasi itu,” kata Sudiono, Sabtu (8/4/2017) malam.Sudiono menegaskan kepergian M Nadir ke Kuala Lumpur di luar kepentingan dinas. Menurut dia, tak ada agenda dinas DPRD Kabupaten Pasuruan ke luar negeri.

“Sekarang DPRD sedang persiapan untuk finalisasi pengesahan sejumlah perda. Nggak ada agenda dinas ke luar negeri,” jelasnya.

Muhammad Nadir Umar diamankan Tim Densus di Terminal T2 Bandara Internasional Juanda, Sabtu, sekitar pukul 15.21 WIB, usai turun dari pesawat AirAsia XT 327 rute Kuala Lumpur – Surabaya.


Belum ada keterangan dari kepolisian penyebab M Nadir ditangkap. Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian yang membenarkan penangkapan M Nadir mengatakan politisi PKS itu masih menjalani pemeriksaan di Polda Jatim.

Meski belum ada keterangan pasti dari aparat tentang penyebab ditangkapnya kader PKS, setidaknya kita tahu jika Densus 88 anti teror yang sudah bergerak, maka urusan tersebut tidak jauh dengan aksi teror-menteror. Apakah memang sangat berbahaya jika pemimpin ibu kota berasal dari PKS? setidaknya kita tahu bahwa PKS sangat mendukung terbentuknya negara khilafah. Yang artinya bertentangan dengan Pancasila, coba lihat salah satu bekas kader PKS yang menjadi wakil ketua DPR, dimana pada aksi 411 dia menjadi yang paling vocal dalam berorasi.

Jika Anies menang, maka pintu mereka untuk mewujudkan kota bersyariah dan negara khilafah semakin terbuka. Salah satu untuk melawannya adalah menjadikan Basuki kembali untuk memimpin ibu kota. Ini Nusantara bukan Padang Pasir yang kerap dar der dorrrrrrrrr.

Ingat bung, muslim di Nusantara bisa diterima juga karena islam bisa berbaur, dimana sebelumnya Nusantara adalah mayoritas Hindu. Enak aja ingin dibikin penyeragaman, bukankah sudah diajarkan dalam agama, hidup bersuku-suku agar saling mengenal, tapi perbedaan kalian takuti.

Malah sibuk merakit bom, bahkan tak sungkan juga mengganti nama, oh my god namaku saiki katat al MAKARi. Dengan pelan aku mantapkan hati, mulai sekarang katakan TIDAK untuk PKS. Katakan TIDAK untuk Anies si manies berobral janji sekaligus gampang dsetir. Jakarta bisa ngeri

Sarang teroris, akhhh sudah ketebak, aromanya itu loh amat sangat menusuk hidung. Bahkan disinyalir juga ada keterkaitannya dengan jaringan ISIS. Ojo ngguyu ae mas, mending main wayang yang judul e Gatot Katat, pokok e nggak sudi partai teroris yang mimpin, anaku butuh belajar, butuh berkarya, butuh bermain, dan membangun bangsa, bukan di BOM.

Jadi teringat kata pemikir sosial Skotlandia John Arbuthnot “…partai politik akhirnya mati karena menelan dustanya sendiri”. Dan di sisi lain perubahan itu menjadi penting, seperti kata penyair Roma, Ovid (43SM-18M) “siapapun yang berubah tidak akan punah.”

PKS sepertinya enggan berubah, dan kini menelan ludah sendiri. Ironisnya, Isu agama seperti dijadikan isu central dalam karier politik. Ia lupa dengan “bhineka tunggal ika”. Lebih parahnya, kader PKS yang ditangkap densus 88 merupakan anggota DPR.

Lengkap sudah ketidakwarasan PKS, ada yang korupsi, ada yang tukang fitnah, ada ngeditin video, ada yang PLAGIAT, dan ada juga yang ditangkap densus 88. Partai ini mengusung Anies-Sandi. Sebuah partai yang kerap bermasalah sekaligus berpolemik.

Oh ya lupa, selamat menanti klarifikasi. (Lagunya sumbang).

@losa terjal


Serangan Senjata Kimia di Idlib


DUNIA HAWA - Idlib adalah tempat berkumpulnya milisi bersenjata alias “jihadis” dari berbagai faksi (sehingga di antara mereka pun saling bantai). Pada operasi pembebasan Aleppo Desember 2016, berbagai faksi milisi “jihadis” itu dievakuasi ke Idlib untuk berkumpul dengan sesama mereka di sana. Kemarin konon warga Idlib diserang dengan menggunakan gas sarin. Tentu saja, yang dituduh pelakunya adalah tentara Assad dan Rusia,

Secara sekilas ada beberapa kejanggalan (yang memang sudah biasa ditemukan dalam berbagai kasus yang melibatkan White Helmets lainnya selama ini), antara lain:

• Terlihat di foto, tim White Helmets menangani para korban tanpa pengamanan yang seharusnya. Silahkan google, efek gas sarin seperti apa dan hanya orang gila yang mau berada di kawasan yang ada gas sarinnya tanpa pengaman sama sekali (lihat lelaki berjaket paling kanan, tanpa masker, tanpa sarung tangan)..

• Dokter yang mengaku menangani korban, Shajul Islam, sempat-sempatnya nge-twit dengan menyebut “korban masih membanjiri rumah sakit”. Anda di rumah sakit penuh korban gas sarin dan sempat ngetwit? Shajul Islam yang menyebut bahwa yang terjadi adalah serangan gas sarin. Dokter satu ini rekam jejaknya berafiliasi dengan “mujahidin”.

• Menurut saksi mata, para korban yang bergeletakan dikenali sebagai orang-orang dari Majdal dan Khattab (sebelumnya, mereka diculik oleh milisi bersenjata alias Al-Qaeda atau sepupu2nya).

• Sumber pemberitaan New York Times, Reuters, dll adalah SOHR (Syrian Observatory for Human Rights). Ini adalah lembaga yg hanya ditangani 1 orang, Rami Abdul Rahman, dari kantor merangkap apartemennya di Ingggris. Dia selalu jadi rujukan oleh media mainstream mengenai berbagai kejadian di Suriah. Oiya, funding SOHR adalah Soros. Dan dia secara terbuka mengaku sebagai aktivis oposisi. Sumber lain adalah para milisi bersenjata sendiri. Media mainstream belum mengirim wartawan yg langsung meliput di lapangan. Jadi, dari sisi jurnalistik, berita soal ini masih sangat bias dan perlu menunggu klarifikasi.

• Pola kejadian ini sama seperti kasus serangan senjata kimia di Ghouta 2013. Saat itu, dengan segera media mainstream menyebarkan berita bahwa tentara pemerintah menggunakan senjata kimia. Baru beberapa hari kemudian ada klarifikasi dari PBB bahwa pelakunya bukan tentara pemerintah. Ini juga diakui tim “Doctors Without Borders” bahwa serangan itu adalah bentuk kesalahan koordinasi dan ketidaktahuan dari pihak pasukan jihadis. “Mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki senjata kimia,” lapor Associated Press, seperti dikutip dari The Examiner, Minggu (1/9/2013).

• Bila benar ini lagi-lagi false flag, tujuannya apa? Tentu saja, hal yg selama ini “diperjuangkan” para “jihadis” yaitu adanya keputusan PBB untuk mengirim NATO membombardir Suriah habis-habisan (atas nama “humanitarian intervention”), metode yang “sukses” mereka lakukan di Libya.

@dina sulaeman


Azis Datang, Anies Ceroboh, Prabowo Meradang


DUNIA HAWA - Entah darimana datangnya ide dukungan oleh Daeng Azis pada pasangan calon gubernur nomor 3 yang berlangsung pada Sabtu sore kemarin, belum diketahui siapa penggagasnya. Yang jelas ini sangat menarik untuk dibahas. Munculnya Azis di acara pengukuhan dukungan yang diselenggarakan oleh Partai Bulan Bintang ( PBB ) menjadi perhatian tersendiri dimata publik. Ada yang menarik disini, Azis datang bersama antek-anteknya dan segera menuju kursi yang disediakan.

Bak tamu besar, kedatangan Azis disambut dengan hangat oleh panitia acara. Azis yang awalnya duduk dibelakang, diarahkan menuju barisan kursi paling depan bersandingan dengan tokoh-tokoh lain yang hadir. Tentu hanya tamu-tamu istimewa yang boleh duduk disana. Posisi Azis duduk pas berada dihadapan Anies yang pada saat itu sedang melakukan sambutan diatas panggung.

Namun anehnya, Anies mengaku tidak tahu jika pria yang biasa disapa Daeng Azis itu hadir bersama tamu undangan yang lain. Bagi saya, tidak mungkin seorang Anies tidak mengenal Daeng Azis, apalagi nama Daeng Azis sempat tenar diberbagai media saat ia berususan dengan hukum soal Kalijodo.

Entah direncanakan atau tidak, yang jelas tak mungkin seorang Azis datang jika tidak diundang. Bisa jadi, Azis diundang oleh panitia dalam hal ini orang-orangnya Yusril atau dari pihak Anies sendiri. Ketika Azis pertama kali datang dan duduk dideretan kursi paling depan, Anies nampak kebingungan dan cenderung buang muka.

Anies pura-pura tidak tahu jika yang datang adalah Daeng Azis. Dari tamu yang hadir, hampir semua yang duduk dideretan kursi paling depan disebut satu persatu namanya oleh Anies dalam sambutannya, kecuali Daeng Azis. Tentu sikap Anies pada Azis tidak mencerminkan sebagai sosok pemimpin sekaligus public figure yang selama ini sering melontarkan kata-kata santun.

Posisi Anies semakin terhimpit, disatu sisi dia butuh dukungan suara dari Daeng Azis beserta antek-anteknya. Disisi lain Anies paham betul dengan image buruk yang masih menempel pada diri Daeng Azies, mengingat Azis adalah pengelola tempat prostitusi sekaligus perjudian. Sangat bertolak belakang dengan cita-citanya yang ingin menjadikan Jakarta sebagai kota bersyariah. Apa mungkin programnya bisa berjalan, jika menjadi gubernur nanti, sedangkan orang yang mendukungnya saja adalah seorang pegiat prostitusi.

Begitulah Anies dengan segala kemunafikannya, didepan publik ia mengacuhkan Daeng Azis, padahal dibelakang dia sangat mengharapkan dukungannya. Dari fenomena ini, publik pun bisa menilai bahwa demi melanggengkan kekuasaan apa pun bisa dilakukan oleh seorang Anies Baswedan.

Dan sepertinya Anies tidak peduli lagi dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Ibarat bunglon, sikap Anies selalu berubah-ubah sesuai dengan nilai takaran politik serta kadar keuntungan yang didapat. Anies bisa menjadi apa saja, yang penting dia bisa berkuasa.

Ambisi Anies dalam melanggengkan kekuasaan begitu mendalam. Awal kiprahnya terjun di dunia politik adalah ketika ia ikut dalam penjaringan Capres yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat di 2014 lalu. Meskipun Demokrat gagal melaju mengusung calon sendiri, hal itu tidak membuat Anies patah semangat. Ia kembali hadir dan ikut berpartisipasi dalam tim pemenangan Jokowi-JK.

Kali ini usahanya membuahkan hasil, berkat kerja kerasnya, ia akhirnya didapuk menjadi menteri pendidikan dalam kabinet kerja. Sebelum akhirnya harus dicopot dari jabatannya karena kinerjanya yang kurang memuaskan.

Anies tetap tidak berubah, ambisinya pun kian menjadi-jadi. Rasa frustasi karena kegagalannya menjadi menteri, membuat dia rela menjual ideologi dengan menerima pinangan PKS dan Gerindra untuk dijadikan Cagub DKI. Meski pada awalnya Prabowo sendiri meragukan kapasitas seorang Anies yang sebelum akhirnya diyakinkan kembali oleh PKS.

Dengan resminya pendaftaran Anies ke KPUD DKI sebagai calon gubernur, maka muncullah pasangan calon dengan nomor urut 3 dari barisan sakit hati. Meski setengah hati, Prabowo yakin bisa membawa Anies ke kursi DKI-1. Meskipun sempat khawatir, Prabowo paham betul dengan resiko yang diambil dengan mengusung Anies. Sehingga sangat beralasan, jika seorang Anies justru bisa membahayakan posisinya di Pilpres 2019 mendatang.

Seperti yang terjadi kemarin, hadirnya Daeng Azis di ruang publik justru dapat merugikan posisi Prabowo. Meskipun sebenarnya Anies sendiri mengharapkan dukungan Daeng Azis secara tertutup. Pasalnya citra Daeng Azis sebagai seorang pendukung, sudah cukup jelek. Justru ini akan memunculkan asumsi publik kearah hal yang negatif.

Anies sedang menggali lubang kuburnya sendiri, kecerobohan tim pemenanggannya terkait undangan Daeng Azis, justru dapat menjadi pemicu kekalahannya di 19 April mendatang. Sudah bisa ditebak, pasti Prabowo sangat marah dengan kondisi ini. Mengingat ia pernah berorasi “Kemenangan Anies-Sandi adalah kemenangan Prabowo di Pilpres 2019 nanti”. Jika Anies kalah, justru Prabowo akan babak belur dan semakin tersendat jalannya untuk merebut kursi kekuasaan dari tangan Jokowi.

@handoko suhendra


Bashar Assad, King Leonidas dari Suriah


DUNIA HAWA - Bashar Assad bisa dibilang Leonidas abad ini. Ia sejak 2011, berjuang sendirian menghadapi gempuran kaum ekstrimis yang masuk ke negaranya melalui Turki. Kaum ekstrimis ini bukan saja dari penduduk lokal yang sudah terdoktrin untuk membuat negara khilafah, tetapi juga radikalis dari seluruh dunia yang bergabung disana, termasuk dari Indonesia.

Fitnah bahwa ia membantai rakyatnya sendiri menjadi alasan utama penyerangan. Fitnah yang dibangun media internasional seperti CNN, BBC dan Al Jazeera sebagai bentuk pembenaran penyerangan.

AS dan sekutunya melalui NATO, mendandani para radikalis dengan baju agama untuk menghemat biaya daripada mereka sendiri yang terjun bertempur.

Sejak awal Bashar Assad memang tidak pernah akur dengan AS, yang menjadi sekutu dekat Israel. Sejak lama keluarganya memang bermusuhan dengan Israel dan melindungi Palestina.

Bukti dari semua itu adalah tidak adanya pangkalan militer AS di Suriah, beda jauh dengan negara2 tetangganya - seperti Saudi, Jordan dan UEA - yang sudah menjadi boneka AS.

Ketika Bashar berhasil mengusir ISIS dari beberapa wilayahnya, NATO yang dikomandani AS masuk dan menggempur Suriah dengan alasan ikut mengusir ekstrimis. Tapi bukti-bukti mengatakan bahwa NATO sebenarnya membom pasukan Suriah dengan alasan salah sasaran sekaligus mengirim senjata ke ISIS.

Masuk campur tangannya NATO, membuat Bashar kewalahan. Ia terpaksa meminta bantuan ke Iran yang kemudian mengirimkan sayap perang luar negerinya dari Lebanon, yaitu Hezbullah.

Rusia kemudian juga masuk ketika AS sudah secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka ingin Bashar jatuh dan menggantinya dengan pemerintahan boneka versi mereka. Masuknya Rusia langsung membuat ISIS pontang panting karena Rusia tidak main-main seperti AS dalam menghajar mereka..

Pemilu digelar di Suriah tahun 2014 dan dimenangkan Bashar Assad dengan hampir 90 persen suara. AS makin mengamuk karena sudah 5 tahun tidak mampu juga menjatuhkan Bashar Assad dari kursinya karena ternyata rakyat Suriah mencintai Presidennya.

Maka mulailah AS memainkan lagu lama seperti yang mereka mainkan dulu di Irak tahun 2003. Bashar dituding menjatuhkan bom kimia kepada rakyatnya sendiri. Untuk apa Bashar begitu ? Rakyat memilihnya menjadi Presiden dan ia sudah memenangkan banyak perang dengan ISIS, dan tanpa alasan ia membom rakyatnya sendiri dengan bom kimia ?

AS -dengan Trump sebagai Presiden- masih juga belum sadar bahwa sudah banyak orang yang pintar dan tidak bisa dimainkan lagi oleh propagandanya, seperti dulu yang ia lakukan dengan Saddam Hussain dengan tuduhan senjata pembunuh massal.

Dan saya yakin, pengalaman 6 tahun berperang Bashar Assad dalam melindungi negara dan rakyatnya sendiri -seperti perjuangan Leonidas Raja Sparta- tidak akan mundur selangkahpun dari tekanan negara imperialis yang ingin menguasai posisi Suriah sebagai negara strategis di Timur Tengah.

Kata Bashar, " This is Syiria !!". Seruput kopinya, saudara.

@denny siregar


Lagu Kampanye Kobankan Semangat Kubu Anies-Sandi Jiplakan Penyanyi Yahudi


DUNIA HAWA - Sungguh absurd dan sulit dinalar dengan akal sehat. Bagaimana mungkin sebuah lagu yang digunakan untuk kampanye pemenangan Pilkada DKI oleh kubu Anies Sandiaga Uno dan dipublish oleh PKSTV adalah lagu jiplakan tepatnya bajakan. Dan parahnya seluruh notasi lagu Kobarkan Semangatmu (mendekati 100%) adalah not yang sama yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Band asal Israel yang dimotori penyanyi Gad Elbaz yang berjudul Hasyem Melech. Band ini sudah kondang tidak saja di Israel dan Eropa tetapi juga telah merambah ke Amerika. Saya bertanya kepada teman yang mengerti bahasa Ibrani arti Hasyem Melech jika diindonesiakan adalah “Allah adalah Raja, Yehova adalah Allah dan Tuhan Kami.” Kalau menjiplak intro atau sepenggal melodi, kurang dari 3 bar itu bisa berarti kebetulan, tetapi lagu Kobarkan Semangat ini hampir 100 % memiliki kesamaan notasi, melodi, dan ketukan lagu Hasyem Melech. Ini jelas-jelas perampokan. Tidak tau malu. Dan yang sulit diterima oleh nalar sehat adalah lagu hasil jiplakan mendekati 100% ini digunakan untuk kampanye pemenangan Pilkada DKI. Jelas kubu Anies-Sandiaga ini menghalalkan segala cara guna memenangkan kursi nomor 1 dan 2 DKI. Dan tidak malu-malu menggunakan barang “tak halal.” Sungguh menjijikkan!

Apa  konsekuensi dari membajak lagu? Pertama, si pencipta lagu bisa mengatakan bahwa yang membajak lagunya adalah perampok mengingat dalam industri musik pop, sebuah lagu bisa berarti ketenaran dan fulus. Dengan menjiplak dua item itu berati merampok ketenaran dan fulus sang pencipta lagu. Dan celakanya di video Korbankan Semangat yang dilansir oleh PKSTV itu terlihat Anies dan Sandi berjoget ria. Mereka tidak sadar sedang berkampanye menggunakan lagu yang berlabel “tak halal,” mirip mayat yang  tak disalatkan oleh masjid pendukung Anies-Sandiaga Uno. Rupa-rupanya ini senjata makan tuan buat kubu Anies-Sandi. Kedua, si pencipta lagu bisa menggugat si penjiplak dengan tuntutan 1000 kali lipat dari nilai ekonomis lagu yang dijiplak. Bukan masalah 1000 kali lipatnya yang menjadi ukuran, tetapi hasil kreativitas adalah uniq, dan diakui oleh hukum internasional. Kreativitas dilahirkan bukan saja dari oleh-pikir, tetapi juga oleh-rasa yang telah diasah bertahun-tahun. Untuk membuat sebuah lagu, bisa jadi sipencipta telah mengorbankan waktu bertahun-tahun untuk belajar bagaimana menggunakan notasi yang pas, melodi yang secara ritmik mengusung lagu, dan yang tak kalah penting adalah syair atau puisi yang digunakan untuk menjiwai lagu atau sebaliknya notasi yang dijiwai oleh kata-kata (wordings). Saya bisa membayangkan, betapa sakit hati dan marahnya Gad Elbaz jika ia mengetahui lagunya Hasyem Melech telah digunakan tanpa izin dan dijiplak mentah-mentah nyaris 100% dan kemudian diperuntukkan bagi sesuatu yang begitu terhormat : Pemilihan Gubernur Ibukota sebuah negara bernama Indonesia. Pemilihan gubernur atau pejabat publik seharusnya steril dari label “tidak halal.” Semangat ini sungguh tidak dimiliki oleh kubu Anies-Sandi. Pikiran liar saya kemudian terbang ke masa depan. Andaikata Anis-Sandi memenangkan pilkada DKI, apa yang terjadi dengan pemerintahaan dan kebijakannya dalam mengelola ibu kota. Dapat diduga pasti akan menghalalkan hal-hal yang mestinya tidak halal. Ya contohnya menjiplak lagu itu. Bukan itu saja, kendati membantah, Anies menjiplak KJP-nya Ahok-Djarot hanya kemudian ditambah Plus di sana. Ketiga, apa yang dilakukan kubu Anies-Sandi merupakan pelanggaran Hak Cipta (Copy Right) yang di Indonesia diatur berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014. Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” (pasal 1 butir 1). Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep “hak ekonomi” dan “hak moral”. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Contoh pelaksanaan hak moral adalah pencantuman nama pencipta pada ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan tersebut sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain. Hak moral diatur dalam pasal 24–26 Undang-undang Hak Cipta.

Berikut adalah komentar dari Gad Elbaz yang saya kutip dari laman Facebooknya yang berkaitan dengan lagunya yang dibajak. Ada nada kemarahan disana dan menuduh Sandiaga Uno sebagai ekstrimis …

“Hi guys I want to share with you all something important about this song that was out 5 years Ago in 2013.

So in Indonesia for political purposes they used the biggest Song in the Jewish community sang by me an Israeli Singer for political purpose, that the politician is Anti Israel and they are Extremist Moslem. His name is Sandiaga Uno. So I must share with u all they said I copied them so… This song was out before any artist Such as Mark Anthony release it I release this Cover By Chab Challed. 

And this song became the biggest Jewish song all over the world in every country and Thank U #God for this song and May all the extremist people that want to kill all the people that don’t believe in there believes God will pay them Back for all they done and want to do I’m this world 
Happy I am in the good side of the world.”

Ini lagu asli Hasyem Melech :



Pembaca, silahkan kunjungi laman Facebook Gad Elbaz untuk mengetahui lebih dalam lagi dinamika yang terjadi setelah ia mengetahui lagunya dibajak. Banyak komentar dari orang-orang Indonesia. Ada yang membela Sandiaga dan meminta maaf dan ada yang memuji lagunya Gad Elbaz

Komentar Kubu Anies-Sandi setelah ketahuan menjiplak 100% tanpa malu adalah tipikal jawaban pembelaan diri yang tak masuk akal dan tidak didukung oleh data yang akurat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Anies-Sandi selama kampanye putaran 2. Aneh bin ajaibnya, kubu Anies-Sandi justru balik menuduh Gad Elbazlah yang menyontek lagu yang dinyanyikannya itu dari lagu asal penyanyi  Maroko Cheb Khaled berjudul C’est La vie.  Kubu Anies-Sandi tidak menyontek dari penyanyi Yahudi itu. Tetapi terinspirasi dari sebuah lagu asal Maroko yang bernada Timur-Tengah yang digemari oleh Sandiaga Uno. Memang betul lagu Hasyem Melech itu adalah bernada Timur-Tengah, karena Israel dan orang Yahudi adalah serumpun dengan bangsa Arab yang tianggal di Timur Tengah. Rupanya kubu Anies-Sandi ogah di-Yahudi-kan setelah ketahuan menyontak lagu dari penyanyi asal Yahudi.

Lagu Korbankan Semangat versi bajakan dari lagu Hasem Melech:


Perbandingan antara lagu Hasyem Melech dan Korbankan Semangat sedang menjadi trending di Youtube


Jawaban yang dilontakan oleh kubu Anies-Sandi jelas jauh dari benar. Lagu Hasyem Melch telah dirilis oleh penyanyinya 5 tahun lalu dan dinyanyikan kembali oleh banyak penyanyi lain seperti Mark Anthony dan Cheb Khaled.

Kini semakin terkuak bahwa kubu Anies-Sandi tidak segan-segan menghalalkan segala cara untuk memenangkan kontestasi DKI-1, bahkan lagu kampenye Kobarkan Semangat adalah 100% pembajakan. Sungguh menjijikkan!

Begitulah komodo

@niti ganda


Anies dan PKS Bersekongkol Menyingkirkan Prabowo untuk Pilpres 2019


DUNIA HAWA - PKS adalah partai politik di Indonesia yang cukup lihai dalam loby-loby politik, apalagi kalau soal menlikung, PKS adalah jagonya.

Seperti halnya dalam pertarungan Pilgub DKI Jakarta saat ini. Walaupun kadernya tidak ada yang diusung, PKS bisa mendominasi permainan dikubu Anies Sandi. Sebab konseptor utama dalam pemenangan pasangan Anies Sandi adalah PKS melalui kadernya Mardani Ali Sera.

Awalnya PKS berharap kadernya bisa diterima oleh Prabowo untuk dipasangkan dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahudin Uno. Loby-loby PKS semakin kencang ketika PDI Perjuangan secara resmi mengusung pasangan Ahok Djarot diinjury time. PKS sangat berharap besar kepada partai Gerindra agar Mardani Ali Sera menjadi Cawagub mendampingi Sandiaga S Uno.

Namun harapan PKS kandas ketika Anies Baswedan masuk disebut-sebut bakal digadang oleh Prabowo Subianto untuk dicalonkan sebagai calon gubernur. Seiring berjalannya waktu yang sangat mepet maka terjadilah deal-deal politik, Partai Gerindra secara resmi mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga S Uno untuk menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta peride 2017 – 2022.

Ada yang janggal


Memang ada yang janggal. Sebab PKS sangat anti alias tidak suka dengan Anies Baswedan mantan menteri Jokowi. Saat masih menjadi Menterinya Jokowi, PKS selalu menyerang Anies Baswedan dengan isu Syiah. Melalui kader-kadernya ditingkat paling bawah PKS selalu menyerang Anies Baswedan sebagai orang yang pro Syiah. Isu tersebut gencar dikampanyekan melalui media sosial, facebook, twitter atau media sosial yang lainnya.

Berangkat dari situlah saya merasa heran, kenapa dengan tiba-tiba PKS menerima begitu saja Anies Baswedan untuk diusung menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan dengan bangganya PKS mau mengusung Anies Baswedan dengan mengorbankan kader terbaiknya bernama Mardani Ali Sera.

Ternyata selidik punya selidik, dengan diusungnya Anies Baswedan sebagai cagub, besar kemungkinan PKS mendapatkan sesuatu yang lebih besar jika dibandingkan dengan kadernya yang diusung jadi cawagub DKI Jakarta. Artinya PKS sangat lihai dalam permainan politik dagang sapi, bagi PKS tidak dapat daging sapinya tidak masalah, yang penting bisa mendapatkan satu ekor sapi utuh yang masih hidup untuk dibawa pulang. PKS dengan leluasa bisa mengembala sapi yang berhasil ia dapatkan, mau dikasih makan atau tidak itu bukan urusan, yang penting sapi itu bisa menguntung bisa digunakan untuk mencari uang melalui bajak sawah. Selain bisa dikendalikan, sapi itu pun bisa diajak untuk kompromi demi meraih keuntungan.

Anies Baswedan bekerja sama dengan PKS untuk menlikung Prabowo Subianto


Melanjutkan cerita PKS yang berhasil menggembala sapi seperti diatas. Artinya hari ini PKS berhasil main mata dengan Anies Baswedan. Yang dulunya saling membenci sekarang PKS menjadi teman strategis Anies Baswedan untuk sekedar meraih kekuasaan di DKI Jakarta.

Walaupun Anies Baswedan sebenarnya milik Prabowo, namun kenyataannya hari Anies Baswedan adalah milik PKS. Sebab Anies Baswedan lebih loyal terhadap PKS dibandingkan loyal terhadap Prabowo.

Buktinya akhir-akhir ini Anies Baswedan sudah berani membangkang perintah Prabowo untuk hadir diacara debat kedua calon pasangan Pilgub DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Dengar-dengar Anies Baswedan menolak hadir diacara debat Kompas TV atas bisikan maut dari PKS melalui Mardani Ali Sera.

Sikap Anies Baswedan yang tak berani hadir diacara debat tersebut membuat Prabowo malu, sebab sikap pengecut Anies Baswedan itu sangat bertentangan dengan sikap kesatria Prabowo Subianto. Dalam hal apapun Prabowo selalu berani dan siap bertempur, walaupun ibarat kata medan tempur itu terjal dan tidak bisa dilalui.

Dari situ bisa terbaca bahwa sebenarnya hari ini Anies Baswedan dan PKS mulai menyiapkan strategi untuk menlikung Prabowo. Jika Anies Baswedan nanti berhasil meraih kursi DKI Satu, Prabowo bakal ditinggal dan siap-siap gigit jari. Sebab dalam perjanjiannya waktu itu jika Anies Baswedan berhasil naik kursi DKI Satu, maka secara otomatis Prabowo bakal maju untuk bertarung di 2019 (Pilpres). “Jika kalian menginginkan saya jadi Presiden, maka pilihlah Anies Sandi”. Ujar Prabowo waktu kampanye untuk Anies Sandi di Pilkada putaran pertama pada awal februari lalu.

Namun analisa saya berkata lain, seiring berjalannya waktu, harapan Prabowo itu bakal sia-sia. Sebab Anies Baswedan sudah ada deal politik dengan PKS. Jika Anies Baswedan berhasil naik kursi DKI Satu, maka di tahun 2019 mendatang Anies Baswedan akan nyalon Presiden didampingi oleh kader PKS. Maksud saya Anies Baswedan Capresnya, sedangkan PKS adalah Cawapresnya. Prabowo, Hary Tanoe, dan Tommy Soeharto bakalan ditinggal.

Melihat situasi seperti ini, harusnya pendukung Prabowo segera sadar bahwa bosnya selama ini sedang ditlikung habis-habisan oleh Anies Baswedan dan PKS. Kalau boleh saya menyarankan untuk pendukung Prabowo, agar jangan sampai memenangkan pasangan Anies Sandi. Sebab jika Anies Sandi menang, Prabowo bakal habis, cita-citanya untuk menjadi macan asia bakal kandas dimakan sapi.

Jika pendukung Prabowo tetap bersikukuh memenangkan Anies Sandi, maka itu sama halnya dengan mereka menggali lubang kubur sendiri untuk Prabowo. Saya berharap apa yang saya tulis ini bisa dipahami oleh pendukung Prabowo.

Begitulah kura-kura

@saeun muarif