Tuesday, February 14, 2017

Antasari Berkicau, SBY dan Hary Tanoe Tuai Badai

DUNIA HAWA - Tanggal 14 Februari 2017 adalah hari tenang terakhir sebelum pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Warga Jakarta bahkan seluruh rakyat Indonesia menunggu-nunggu momen pemilihan gubernur DKI. Pilkada DKI besok adalah pilkada paling fenomenal di Indonesia. Begitu hingar bingar serasa Pilpres. Yang dag dig dug bukan hanya para calon gubernur dan wakilnya, tetapi merembet kepada para pendukung. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia berharap bahwa tanggal 15 Februari segera berakhir dan diketahui siapa pemenangnya. Pilkada DKI memang menguras perhatian dan emosi masyarakat hingga ada kesan rakyat mulai jenuh dan muak melihat tingkah para politikus munafik yang melakukan manufer-manufer tidak pantas.


Saat semua perhatian tertuju pada persiapan pilkada esok hari, ternyata ada kejutan besar hari ini. Hal yang meskipun sudah sedikit banyak bisa kita perkirakan tapi tidak kita sangka akan terjadi tepat sehari sebelum pilkada DKI. Adalah pelaporan yang dilakukan oleh Antasari Azhar (mantan ketua KPK) dan adik Nasrudin Zulkarnaen. Berkait dengan dugaan kriminalisasi pemerintahan terdahulu terhadap mantan ketua KPK Antasari Azhar.

Kemelut yang terjadi antara Antasari Azhar ternyata tidak hanya menyangkut mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi juga menyeret beberapa orang yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat. Masyakarat kembali terhenyak dengan pengakuan Antasari di wawancara live dengan Metro TV. Terungkap bahwa konglomerat Hary Tanoe juga mempunyai andil dalam drama kriminalisasi terhadap Antasari.

Antasari menyatakan bahwa SBY telah mengutus Hary Tanoe untuk menemuinya dan meminta untuk tidak menahan besan dari presiden saat itu yang disebut konglomerat tersebut dengan kode Cikeas. Seluruh Indonesia pun tahu siapa yang dimaksud dengan Cikeas. Siapakah aktor yang mampu menyuruh seorang konglomerat sekelas Hary Tanoe sebagai mediator? Tentu kita semua mahfum. Pastilah bukan hanya sekedar orang biasa.

Segera setelah pelaporan dan wawancara Antasari yang menyebut nama konglomerat Indonesia tersebut, hanya selang beberapa jam kemudian saham-saham MNC Group rontok. Saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tercatat turun 4,07 persen. Saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) terpantau turun 2,14 persen. Sementara saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) tercatat turun 6,18 persen. Anomali terjadi untuk saham PT MNC Land Tbk (KPIG) yang naik 9,23 persen. Sedangkan saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) terpantau ditutup pada posisi tetap di level 1.025. Penurunan saham memang belum tentu disebabkan oleh pernyataan Antasari, tapi patut diduga sedikit banyak ada kaitannya.

Sedangkan dengan SBY, saya yakin para pembaca sudah hafal dengan reaksi mister mantan. Apalagi kalau buat curhat mencuit di twitter. Berikut beberapa cuitan SBY:

Antasari fitnah saya agar Agus – Silvy kalah di Pilgub.

Ini adalah cuitan bodoh bin somplak. Tanpa ada pelaporan Antasari pun Agus – Silvy bakal kalah. Kekalahan tersebut adalah akibat dari kesomplakan pasangan Agus-Silvy sendiri yang senang mengapung.

Grasi Antasari digunakan untuk menjatuhkan SBY

Ke Geer an. Di Cikeas ada kaca yang gede nggak? Siapa situh? Hanyalah seorang mantan yang tidak bisa move on. Antasari berhak untuk mendapatkan keadilan, itulah yang penting.

Ada yang berkuasa di belakang Antasari.
Tentu saja ada. Siapapun yang berdiri dalam kebenaran akan mendapatkan perlindungan dari yang paling berkuasa di dunia. Siapa? Dialah Tuhan YME.

Saat ini tampaknya rakyat masih harus berkutat dengan drama yang berseri-seri. Mengenai orang-orang yang mempunyai pengaruh dan uang untuk mengharu birukan keadaan dan emosi. Di waktu yang akan datang masyarakat akan dipaksa mengikuti episode kehidupan seorang mantan presiden dan juga konglomerat terkenal di Indonesia. Konglomerat yang mulai mempersiapkan diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia di 2019.

Waktu akan membuktikan apakah kemunafikan dan kebohongan, kebobrokan moral serta kebengisan pemerintahan masa SBY akan terpampang nyata di hadapan kita, ataukah mungkin akan tenggelam dan terkubur lagi dengan pengaruh dan kekuasaan uang.

Siapkan tikar dan kita tunggu episode selanjutnya.

@aan august


Bukti Anies Jatuh Dalam Kubangan Setan

DUNIA HAWA - Selama ini Anies mencitrakan dirinya orang baik, terpelajar, dan jujur. Ia adalah penggagas Indonesia mengajar, meskipun dirinya tak pernah sekalipun punya pengalaman mengajar. Ia juga didaulat menjadi juru bicara pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Hubungannya dengan Jokowi ibarat kupu-kupu dengan bunga, bersimbiosis mutualisme, alias saling menguntungkan.


Ketika jokowi berhasil menduduki kursi kepresidenan, ia tak lupa membalas jasa temannya ini. Jikowi segera mendaulatnya menajdi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Posisinya pas karena ia pernah jadi Rektor Universitas Paramadina. Tapi sayang masa jabatannya tak lama, hanya 2 tahun saja. Orang lalu bertanya-tanya, mengapa kawan baik ini dipecat? Bukankah ia yang memenangkan suara untuk Jokowi? Teka-teki bermunculan, tapi mayoritas orang menganggap ia terlalu lamban, pendidikan Indonesia tak ada kemajuan.

Teki-teki itu terjawab sekarang, saat Antasari Azhar bicara blak-blakan di Metro TV, membuka kebusukan keluarga besar SBY. Ia menyebut bahwa ada Hari Tanoe pernah datang malam-malam ke rumahnya, sebagai kurir keluarga SBY, dan memintanya untuk tidak menahan Aulia Pohan. Kita tahu bahwa Aulia pohan adalah besan SBY, yang saat itu sedang terlibat dalam kasus aliran dana BI. Dari keterangan itu sudah bisa diambil kesimpulan, bahwa SBY bersekongkol dengan Hary Tanoe.

Lalu apa kaitannya dengan Anies?


Salah satu program Jokowi adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sebagai Menteri Pendidikan,tentu tugas Anies mengawal dan menjamin keberhasilan program KIP ini. Sayangnya program yang ditujukan untuk anak-anak tidak mampu ini malah sarat akan muatan politis. PDIP dan Perindo dipilih untuk mendistribusikan KIP. Program ini pun menemui masalah dan tidak berjalan baik, mulai dari kartu tak bisa dicairkan, data ganda, dan sebagainya. Prestasi Kementrian ditangannya terbukti buruk , ia mendapat raport merah dan berada di peringkat paling bawah. Tapi Anies masih saja memasang wajah tanpa dosa dan tetap lakukan pencitraan. Ia rajin hadir di acara talkshow di berbagai acara TV, mengumumkan seolah-olah ia adalah suri tauladan yang harus ditiru pemuda-pemudi bangsa.

Hubungan Anies Dengan Hary Tanoe


Sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa Anies bersekongkol dengan Perindo. Perindo adalah partai milik Hary Tanoesoedibjo, dan celakanya SBY menjalin kekuatan dengan Hary Tanoe untuk menutup dosa keluarga besarnya dan berusaha menggulingkan Jokowi.  Hary Tanoe bermimpi bisa menjadi presiden, dan SBY berharap anaknya bisa jadi Gubernur dan nantinya bisa jadi Presiden juga.  Jokowi mencium gelagat ini, maka dengan tanpa sungkan ia langsung memecat Anies, sebab ia telah berkhianat dan jatuh dalam kubagan setan.

Hary Tanoe dan SBY memang pintar, mereka mencalonkan paslon masing-masing tapi sebenarnya tetap saling menguntungan. SBY mengusung Agus anaknya, dan Hary Tanoe mendukung Anies. Strateginya, jika Agus menang, SBY dan keluarga selamat. Kasus yang sejak dulu ia tutup-tutupi terkait korupsi yang dilakukan keluarga besarnya akan menguap begitu saja. SBY masih punya kekuasaan untuk membantu Hary Tanoe menggapai ambisinya  Tapi jika suara Agus buncit, lalu pendukungnya memilih Anies, SBY tetap selamat. Hary Tanoe akan mudah melenggang maju menduduki istana.

Ahok Harus Dimusnahkan


Lalu siapa yang jadi batu ganjalan? Tidak lain, Ahok. Ia dekat dengan Jokowi dan paling keras terhadap korupsi. Satu per satu orang terlibat uang haram dibuka kedoknya. Maka jika Ahok jadi Gubernur, bukan tidak mungkin kasus Ibas, Aulia Pohan, Hatta Rajasa, dan SBY akan terbuka semua. Maka sebagai orang yang menguasai media, Hary Tanoe sangat keras terhadap Ahok. Ia menyerang habis-habisan Ahok melului media Okezone.

Tapi jokowi lebih pintar dari mereka berdua. Sasaran mereka untuk memusnahkan Jokowi kandas, saat sang Presiden memberikan grasi terhadap Antasari. Hari ini Antasari bernyanyi mengungkap segala konspirsi. SBY, Ibas, Sudi Silalahi kelabakan. Ramai-ramai mereka menulis cuitan. Hary Tanoe pun mau pingsan, sebab saham MNC tiba-tiba merosot tajam . Bagaimana kelanjutan drama ini? kita tunggu saja  reaksi sang mantan.

@anisatul fadhila


Jonru Ginting Gagal Paham, Dia Pikir Dia Pintar

DUNIA HAWA - Saya bukan pendukung SBY. Saya hanya berusaha objektif saja. Yang bagus dari dia tentu harus diakui. Yang jelek-jelek tentu harus dikritik. Dulu waktu SBY jadi presiden, saya juga sering banget mengkritik dia.


Namun yang bikin saya SANGAT AMAT HERAN BANGET SEKALI: Kenapa kok pendukung Jokowi rajin banget membully dan menyalahkan SBY?


Setelah saya telurusi fakta demi fakta, maka tibalah pada satu kesimpulan:


Karena mereka butuh KAMBING HITAM atas semua kesalahan, kegagalan dan keburukan Jokowi. Dan kambing hitam terbaik adalah PRESIDEN SEBELUMNYA.


(Apalagi ditambah fakta tentang “permusuhan” antara SBY dengan Megawati, maka semakin banyaklah alasan untuk menyerang SBY).


Begitulah kira-kira.


Saya berpendapat bahwa SBY bukan pemimpin terbaik. Saat beliau jadi presiden, saya juga menemukan banyak sekali kekurangannya. Namun jika dibanding presiden yang sekarang, ya SBY tentu jauh lebih okay deh.


NB: Status ini TIDAK ADA HUBUNGAN dengan pilihan saya pada Pilgub besok. Untuk Pilgub, pilihan saya adalah… hm… yang jelas bukan Aho



Itu saya dapat dari Facebook Jonru Ginting. Saya sudah tahan-tahan, benar-benar saya tahan untuk tidak menulis apapun. Saya tahu siapa dia, jelas bukan termasuk orang yang perlu ditanggapi. Tapi entah kenapa, kepala saya gatal sekali menanggapi manusia ini. Maaf saya mengambil waktu teman untuk memahami realitas tak penting ini.

Pertama : JONRU GINTING BERMASALAH DENGAN TATA BAHASA


Bukan hanya ini, tapi di banyak pos-nya di Facebook, tata bahasa tidak pernah lurus. Itu tidak masalah untuk mereka yang memang bukan di bidang bahasa atau sedang dalam tahap proses belajar bahasa Indonesia. Jonru? Dia mengaku dirinya penceramah dan pendidik, bahkan dengan bangga bersedia melatih cyber apalah namanya.

Bila ada orang bersedia diceramahi Jonru, ada kemungkinan orang tersebut lebih bermasalah secara bahasa dari Jonru. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Bila gurunya Jonru, Murid dan Guru akan saling mengencingi. Mungkinkah pemahaman akan dicapai muridnya bila cara penyampaiannya menggunakan tata bahasa dasar yang berantakan? Akan banyak kemungkinan multi tafsir tanpa sadar, dan itu selalu berbahaya untuk kemurnian pemahaman.

Kedua : JONRU GINTING BICARA, TAK KAN PERNAH OBYEKTIF


Saya sangat yakin, 100% yakin, dia tidak tahu definisi apa itu obyektif. Mungkin dia pikir sesederhana ini, obyektif artinya “tidak memihak” itu saja.

Itu tidak salah sebenarnya, tapi yang sesederhana itu pun tidak bisa dipahami Jonru. Definisi di atas sudah paling sederhana, dan dia tetap gagal paham.

Setelah mengatakan ingin obyektif, seketika dia menjadi subyektif. Itulah Jonru. Gampangnya begini, baru saja mengatakan mau netral, langsung memihak. Taruh foto SBY, lalu pertanyakan Jokowi. Jokowi dituduh mengkambinghitamkan SBY atas kegagalan pemerintahannya sekarang. Letak obyektifnya di mana? Kesimpulan ini didapatkan setelah menelusuri fakta-fakta. Fakta yang mana?

Sejauh tertulis, hanya ada fakta permusuhan Mega dan SBY, itu pun sebenarnya bukan fakta tapi opini “subyektif” dari Jonru.

Kalau benar apa yang dikatakan Jonru ini, berarti “fakta” Century, Hambalang, sampai yang baru-baru ini, Antasari, adalah kegagalan Jokowi yang dikambinghitamkan ke SBY? Itu kepala isinya otak atau bubur sumsum?

Jelas Jonru tidak obyektif. Justru dia yang buta menutup mata pada fakta dan sibuk melanggengkan agendanya sendiri. Mungkin karena fisik, dia seumur hidup di-bully, sehingga membuat kehilangan pijakan pada realitas dan kemudian berhalusinasi?

Sekarang dia sudah berhasil dan menjadi populer, walaupun negatif dan masih di-bully, masih lebih baik dari masa lalu yang hanya di-bully tidak populer. Jangan salahkan yang mem-bully karena pendidikan yang benar mengajarkan orang agar tetap waras dan untuk menjaga kewarasan, cara berpikir semacam Jonru biasanya akan segera di-counter, entah dalam bentuk analisa ataupun bully analitis. Kadang kesabaran ada batasnya, bukan?

Ketiga : JONRU BERKATA TIDAK, MAKA BERARTI IYA-BENAR


Mengingat Jonru tidak pernah obyektif, maka bagian ketiga ini tidak usah dipercaya lagi. Jelas Jonru punya tujuan dan jelas tujuannya berkaitan dengan Pilkada. Dia akan memilih Nomor 1 dengan memuji bapaknya si Nomor 1.

Begitulah rata-rata orang dengan tingkat kecerdasan rendah ditambah halusinasi akut. Tidak salah memilih nomor berapapun, itu tidak ada kaitan dengan kecerdasan. Yang bermasalah adalah menganggap pembacanya tidak ada yang lebih cerdas dari dia. Dia mengatakan tidak akan memilih Ahok, itu berarti tulisannya memang ada kaitannya dengan Pilkada DKI, apapun pilihannya.

Apa jadi pilihannya? Tidak usah membuat tebak-tebakan, Jonru. Itu bubur sumsum cuma kamu yang punya di kepala. Kita semua bisa cerna. Ada foto SBY, pernyataan tidak pilih Ahok, jelas AHY-Sylvi idolamu, masbro.

Mirip slogan Logika Yudhonian ya, “Katakan TIDAK padahal IYA.”

Keempat : JONRU GINTING LAHIR UNTUK MEMPROVOKASI


Provokator itu orang yang memanaskan keadaan dengan apapun caranya, fakta maupun bukan, demi menyulut situasi. Provokator cerdas akan menyulut dengan pidato seakan adem tapi ujungnya berbisa. Pak Prihatin contohnya. Jonru tipe kedua, sedikit berbeda dengan idolanya, dia provokator bubur sumsum. Menyulut sekenanya. Logika nomor kedua, yang penting dikait-kaitkan dulu saja. Mengaku pakai logika, padahal cuma menambah mecin pada bubur sumsum kepala.

Ini kata-kata provokatif yang berasal dari bubur sumsum ber-mecin tentang Ahok :

Oh ya,

Dulu dia pernah berkata, “Saya tidak takut kehilangan jabatan.”

Kalo benar-benar tidak takut, ya silahkan berhenti jadi Gubernur DKI. Ente kan udah jadi terdakwa. Masa gak malu masih menjabat aja?

Jonru yang bermasalah dengan tata bahasa Indonesia, juga ternyata bermasalah dengan tata hukum negara. Seperti sang idola, bawaan Jonru cenderung intervensi tanpa lebih dulu baca kitab Undang-undang. Tujuannya hanya provokatif lalu populer, tidak ada tujuan lain. Dasar hukum, logika, bukti fakta, tidak ada semua. Ceplos saja, sekenanya.

Ahok tidak takut kehilangan jabatan dengan menghadapi langsung para musuh-musuh negara, tikus koruptor. Akibatnya apa, Ahok disidang sekarang. Jelas. Segala hal dipakai untuk memusnahkan Ahok. Bila Ahok mau cari aman, dari awal dia akan bernegosiasi dengan mereka. Setelah seperti ini, Jonru minta Ahok mundur dengan alasan harusnya Ahok malu? Mengapa Ahok harus malu, itu sebenarnya yang harus ditanyakan. Mata Jonru mungkin hanya pajangan sampai tidak bisa melihat kredibilitas saksi-saksi yang bermain di persidangan.

KESIMPULAN

Jonru Ginting menjanjikan truth dalam setiap kata-katanya, dalam setiap ceramahnya. Dia menjanjikan melawan kepalsuan tapi entah kenapa dia seperti hoax yang berjalan. Konsistensi pada ide-ide provokatif yang dia pikir terobosan, menunjukkan tingkat intelektualitas. Fakta dipilih yang mendukung, fakta lain dilupakan bila berlawanan. Bahkan kadang tidak usah menggunakan fakta yang penting bicara.

Tulisan tentang Jonru akan berhenti di sini. Saya tidak akan menulis apapun lagi tentang manusia ini karena menulis ini berarti sedang merendahkan intelektualitas pembaca .

@alderre



Sehari Membuntuti Ahok Bekerja

Bertanya Apa Kekurangan Dirinya, dan Bagaimana Jika Ia Dibunuh.


DUNIA HAWA - Ahok berjanji membolehkan saya membuntutinya seharian saat ia bekerja dan ia menepatinya. Sebenarnya saya hanya meminta seharian membuntutinya, namun ia sempat bertanya, "mau berapa hari?"


Ditanya begitu saya melunjak, "waaaa kalau bisa berhari-hari saya mau sekali. Tapi mungkin 2 hari saja cukup." Awalnya saya berencana membuntutinya saat bekerja di weekdays dan saat ia ke nikahan warga di Hari Sabtu. 

Sayangnya justru saya yang tidak bisa menempati janji. Saya tidak bisa bangun pagi di Hari Sabtu, karena waktunya bangun siang dan bermalas-malasan. Jadinya saya tidak pernah bisa membuntuti Ahok mendatangi nikahan warga yang selalu di Hari Sabtu itu. Saya hanya membuntutinya seharian saja di Balaikota.


Akhirnya Kesempatan Membuntutinya Tiba


Setelah mencocokkan jadwal saya bekerja dan jadwal Ahok, akhirnya kesempatan membuntutinya tiba. Pada Hari Jumat, 16 September 2016 pagi saya ke balai kota, siap menyaksikan Ahok bekerja dengan mata kepala saya sendiri. 

Saya datang bukan untuk menanyakan kebijakan atau masalah politiknya. Saya datang untuk menyaksikan apa saja yang ia lakukan seharian di balai kota, bagaimana ia berinteraksi dengan orang di sekitarnya saat bekerja, dan menanyakan beberapa hal sederhana.

Ahok dari Ruang ke Ruang, Dari Meeting ke Makan, Dari Pagi Sampai Malam

Mengikuti Ahok bekerja seharian di balai kota artinya mengikutinya berpindah-pindah dari ruang meeting ke ruang meeting yang lain. Saat saya tiba, Ahok sedang di mejanya menandatangi berbagai dokumen dibantu oleh ajudannya, Mas Pri. Saya sempat merekamnya melalui Facebook live.

Selesai menandatangani dokumen, ia bergegas ke ruang meeting di bagian belakang ruang tamu untuk menemui murid-murid dari sekolah Australian Independent School.

Sudah ada beberapa guru dan murid-murid duduk di depan meja oval. Ahok pun ikut duduk. Untuk menyambut kedatangan Ahok, sang kepala sekolah mengatakan anak-anak ini ingin bertemu Ahok karena kata para murid, "he's the best governor ever."

Setelah satu-satu memperkenalkan namanya, mereka menanyakan beberapa macam hal dan Ahok menjawabnya. Dalam menjawab sebuah pertanyaan, Ahok sempat mengatakan, 

"Brain is otak, you know? And muscle is otot. To be a governor of Jakarta you don't need a good otak but a good otot." Seruangan tertawa.

Ia menambahkan, "Because everything you already know! Everything! We have staff from the best universities. We know everything. The problem is, you have the courage to execute it or not? Because you will be disturbed by the interest from the poorest to the richest."

Selesai bertemu mereka, Ahok keluar ruangan menuju ke aula. Setiap ia keluar dari suatu ruangan ke ruangan lainnya, ada belasan orang menunggunya lalu berebut mengajak berfoto bersamanya. Ahok melayani mereka semua.

Setelah melayani permintaan foto, ia berjalan cepat memasuki aula. Ia sudah ditunggu ratusan siswa berprestasi se-DKI Jakarta berserta guru dan orang tua.

Mereka di sana untuk diberi selamat dan berfoto bersama Ahok. Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan saat ia tiba di pintu utama aula. Ia disambut dengan begitu meriah. Saya yang berjalan di belakangnya merinding. 

Dalam perjalanannya menuju panggung, Ahok kembali diserbu kerumunan orang yang mengajaknya berselfie. Sampai di atas panggung, ia memberi sambutan dan berfoto bersama dengan seluruh siswa berprestasi dari setiap sekolah.

Setelah selesai, ia turun dari panggung menuju ke luar aula. Lagi-lagi perjalanannya terhambat oleh ibu-ibu yang ingin berselfie dengannya dan menghabiskan waktu 15 - 30 menit waktunya.

Di tengah perjalanan keluar, Ahok tiba-tiba menundukkan badannya dan berbicara dengan seorang anak perempuan berhijab. Setelah mereka tersenyum, ia pun merangkul anak itu dan melihat ke arah kamera orang tua si anak.

Menurut pandangan saya, senyum Ahok yang paling sumringah adalah saat ia bertemu anak kecil.

Setelah terbebas dari ajakan berselfie, Ahok memasuki ruang tamu. Ia sudah ditunggu seorang polisi. Setelah mereka bersalaman, masuk ruangan, pintu ditutup di depan muka saya. Saya yang saat itu mau ikut masuk ke ruangan jadi pengen tengsin. Rasanya wagu sekali. Muka saya jadi begini: 

Daripada kelamaan tengsin dan merasa wagu, saya langsung balik badan, bergegas menuju tempat duduk di depan ruang meeting dan mengobrol dengan petugas keamanan.

TIba-tiba saya mendapat pesan di WhatsApp dari asisten Ahok, "Mbak Dian jangan di luar. Kata Bapak, Mbak Dian masuk aja." Waaaa... Ternyata Ahok tidak melupakan saya. 

Selesai bertemu dengan seorang polisi, Ahok keluar lalu kembali ke ruangannya, duduk, dan menandatangani beberapa dokumen lagi. Sesekali stafnya bergantian menghampirinya untuk membahas sesuatu. Sering kali ia juga bergurau dengan mereka.

Di saat itu pula ada seorang bapak pegawai Pemprov DKI masuk ke ruangannya untuk memberikan undangan pernikahan. Ahok membaca undangan dan bertanya apakah bapak itu yang mau menikah?

Sambil tertawa bapak itu menyakinkan bahwa anaknya yang mau menikah, bukan dirinya. Ahok tertawa jahil menanggapi jawabannya. Ahok dan bapak itu pun berfoto bersama. 

Setelah itu Ahok mengajak stafnya dan saya untuk makan siang bersama. Di belakang mejanya ada ruang makan kecil berisi meja makan, kulkas, dan lauk pauk yang sudah tersaji. Saya dibuat kenyang sekali siang itu.

Sambil makan, kami membahas nama-nama selebriti dan gosipnya. Selesai makan, Ahok bertanya kepada saya, "Dian, suka es krim?" Itu pertanyaan sungguh pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Tentu saja saya suka.

Ia pun berdiri, membuka kulkas dan bertanya lagi, "Dian sukanya rasa apa?" Kemudian ia mengambilkan es krim rasa stroberi sesuai keinginan saya. Belum selesai saya menghabiskan es krim, ia menawarkan durian dari Medan! 

Selesai makan siang, kami menuju ke ruang meeting belakang. Jadwal berikutnya ia bertemu dengan perwakilan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD).

Dalam rapat itu Ahok membahas mengenai sengketa tanah, pembebasan lahan negara, perluasan lahan, pembangunan jalan, penyiraman taman yang efisien, pembuatan waduk, deal dengan perusahan-perusahaan, pergub, pengurusan sertifikat atas permintaan masyarakat, rencana scan dan upload segala dokumen agar pengembang tidak perlu menyogok orang dalam lagi, dan membahas berbagai masalah lainnya.

Tentu saja saya tidak memahami detail percakapan mereka karena terlalu teknis. Namun yang menarik, dalam rapat itu mereka juga membahas usaha pemerintah DKI agar mendapatkan dana dari pihak swasta untuk mendanai infrastruktur daerah.

Ahok mengatakan, "sebisa mungkin pemerintah provinsi DKI tidak mengeluarkan dana sepeser pun untuk infrastruktur agar dananya dapat digunakan untuk subsidi transportasi, perumahan, pendidikan, dan kesehatan." Saya sempat merekamnya melalui Facebook live. 

Selesai bertemu dengan BKPRD, Ahok bergegas ke ruang tamu. Ia sudah ditunggu oleh seorang sejarawan dari Belanda. Sejarawan itu telah selesai membuat buku berisi foto-foto Jakarta masa lalu dan ingin memberikan langsung ke Ahok dan pemprov DKI.

Ahok meminta tanda tangan si sejarawan di bukunya dan si sejarawan meminta berfoto bersama Ahok.

Setelah itu ada satu meeting yang harus saya lewatkan karena suatu hal. Namun selesai meeting tersebut, saya mengikuti Ahok kembali ke ruang tamu. Ia menemui perwakilan dari Bulog. Mereka membahas mengenai pangan, gula, daging, dan harga-harganya.

Lagi-lagi pembicaraan mereka sangat teknis. Saya berfikir, kepalanya Ahok itu laci memorinya ada berapa ya? Kok semuanya bisa dia ingat dan paham? 

Sekitar pukul 18.00 WIB, selesai sudah seluruh jadwal meetingnya. Hari sudah gelap, ia pun mengajak saya ke ruang makan kecilnya untuk makan malam. Saya dibuat kekenyangan lagi dan disuguh durian lagi. Kali ini pemberian kerabatnya dari Singapura. Enak sekali! Sambil makan, kami kembali membahas selebriti Indonesia, siapa yang paling cantik dan paling ganteng.

Ahok Menjawab Pertanyaan Saya


Selesai makan, saya meminta izin untuk mewawancarainya dan merekamnya. Ia berkenan. Setelah menghidupkan recorder, saya bertanya,

"Tadi saya lihat banyak banget ya Pak yang pengen foto sama Bapak. Apa nggak capek?"

"Kalo kamu melayani orang dengan senang hati, mesti nggak capek. Pekerjaan pemerintah ini nggak bisa pura-pura. Kalau kamu pura-pura, kamu burn out, nggak tahan. Saya sudah terbiasa seperti ini belasan tahun."

"Lalu kenapa Bapak senang melayani orang?"

"Karena saya memutuskan masuk politik kan untuk melayani orang. Karena pekerjaan ini untuk melayani banyak orang."

"Itu tujuannya, tapi kenapa Bapak ingin melayani orang? Kenapa senang melakukannya?"

"Dari kecil, dibentuk dari Bapak, kalau mau menolong orang, ya harus melayani orang. Tadinya saya tidak membuka seperti itu."

"Membuka apa?"

"Membuka setiap pagi begitu (masyarakat diperbolehkan ke teras balai kota untuk mengeluhkan masalahnya atau sekedar berfoto). Masalahnya kita mau masuk kerja, ada orang sudah nungguin di depan, masak saya kabur lewat belakang menghindari orang? Kasihan dong orang sudah nunggu? Orang berdiriiiiiii nungguin gitu. Kasihan kan? Makanya saya belikan 4 set kursi itu hehehe. Untuk mereka menunggu. Kita dengerin atau lewat sms. Orang mau ketemu, mau foto, ya sudah."

"Tapi dulu kan (balai kota) ditutup?"

"Iya dulu nggak boleh injek. Hahaha."

"Kok Bapak malah bolehin sampai masuk teras?"

"Saya kira, saya kan pegawai, ini rumah rakyat. Kita pegawai ya harus kasihlah. Kayak ini, surat semua yang masuk, saya mau baca semua. Saya harus ngerti. Mau surat tembusan, saya juga mau tau. Duduk di sini membaca ini semua laporan, jadi mengerti."

"Ada nggak yang menjengkelkan?"

"Pasti ada, gua semprot aja kalau kurang ajar begitu."

"Hahaha! Saya selalu khawatir ada yang mau menembak mati Bapak gitu. Kan gampang sekali itu, Pak? Bapak nggak takut?"

"Mati kan di tangan Tuhan? Kalau kamu memang harusnya mati muda mau bilang apa? Memang (kalau) kamu takut, bisa membuat tidak jadi mati? Kalau kekhawatiran bisa membuat saya jadi panjang umur, saya mau khawatir. Tapi kan enggak? Jadi buat apa takut?"

"Tapi sebenarnya kekhawatiran itu ada, kan?"

"Kalau kekhawatiran itu ada, stress dong, sakit dong saya?"

"Sedikit pun tidak ada?"

"Kenapa saya bisa hidup enak? Tidur enak? Karena saya pasrah."

"Tapi padahal kemungkinan itu ada kan, Pak?"

"Ya kalau memang Tuhan memutuskan saya harus mati, ya saya mati. Ngapain dipikirin? Yang kita pikirin masuk surga atau tidak itu."

"Tapi paling tidak bisa lebih hati-hati?"

"Ya pasti harus hati-hati, nggak sembarangan juga. Makanya kalau ada yang ngajak duel, ya nggak diladenin. Ngapain? Saya bukan tukang pukul. Kalau sama-sama gubernur, baru boleh hehehe."

"Oh, hehehe. Trus Bapak kangen nggak sama kehidupan biasa, misal ke super market gitu?"

"Sudah saya matikan. Nggak ada lagi. Dahulu saya paling suka belanja di super market, jalan. Sekarang saya sudah nggak ada keinginan itu lagi. Kalau punya keinginan, harus segera dilupakan saja. Kita harus terima nasib kita harus kayak gitu. Karena suka kita melayani lebih besar daripada keinginan itu."

"Wahhh... Ada nggak sih yang kurang dari Bapak selama ini?

"Ya banyak lah."

"Apa kelemahan Bapak menurut Bapak sendiri?"

"Saya itu tidak bisa bersandiwara aja."

"Lho malah bagus kan, Pak? Bukan kah itu genuine? Sebuah kelebihan?"

"Tapi kan untuk di dalam politik itu kekurangan? Misal kamu mau layanin orang tapi orang ngeyel, marah dong. Marah mengurangi simpati orang. Tapi saya nggak peduli."

Iya, kadang kita harus palsu atau punya poker face agar orang lain suka dengan kita. Atau paling tidak, tidak menimbulkan drama. Tidak bisa bersandiwara atau genuine itu juga lemah karena orang lain jadi mudah menebak kita sedang marah atau biasa saja, bahagia atau sedih, jatuh cinta atau jijik, santun atau preman, dan lain-lain.

Tapi tetap bagi saya, genuinity adalah suatu kelebihan. Karena kita jadi tau saat dia melakukan sesuatu karena terpaksa atau memang tulus. Dan itu yang harus kita perhatikan dalam memilih seorang pemimpin. 

Di akhir wawancara, saya bertanya, "apa keinginan pribadi Bapak?"

"Saya pribadi hanya ingin ada keadilan sosial. Orang mendapatkan haknya. Secara pribadi saya tidak bisa membantu banyak orang. Makanya lewat menjadi pemerintah bisa membantu banyak. Seperti keadilan sosial, bantuan sosial. Orang sakit, ada BPJS, ya pergi berobat. Sekolah pun begitu. Itulah keadilan sosial."

Majikan yang Beruntung


Selesai makan dan wawancara, kami menuju ke ruang kerjanya untuk berfoto di kursi panasnya. Saya duduk dan Ahok berdiri di belakang saya. Ahok kemudian bergegas keluar untuk pulang ke rumahnya. Sebelum keluar ruangan, ia melambaikan tangannya ke saya.

Hari itu sebelum saya tidur, ada yang mengirimi saya pesan dan bertanya bagaimana rasanya seharian bersama Ahok dan duduk di kursi panasnya?

Saya jawab, "rasanya luar biasa bangganya. Indonesia memiliki pelayan-pelayan yang setia dan selalu berusaha melayani majikannya dengan sebaik-baiknya. Kita adalah majikan-majikan yang beruntung. Majikan-majikan yang memang seharusnya dilayani dan selalu bisa mengkritik kinerja pelayannya tanpa rasa takut. I will never take it for granted."

PS: Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mbak Ima, Mas Sakti, Mas Pri, dan seluruh staf yang telah membantu saya membuntuti Ahok hari itu.


@dian paramita



Bantahan dari SBY dan Kesiapan Antasari jika Harus Mati Besok

DUNIA HAWA - Yosh! Tidak perlu waktu yang lama, akhirnya sang mantan membantah perkataan Antasari Azhar dalam konferensi persnya siang hari ini. Sebelumnya mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini meminta Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk jujur dan mengungkapkan siapa yang diperintahkan untuk mengkriminalisasi dirinya. 


Selang beberapa jam, SBY lalu melemparkan bantahannya. Seperti biasa beliau menggunakan platform yang paling sering digunakan, yaitu lewat media sosial Twitter. Silahkan baca sendiri apa yang dikatakan SBY di bawah ini. Masih berlanjut tapi cuitannya, saya hanya sertakan apa yang sudah dicuitkan ketika saya selesai menulis ini ya.

“Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya (SBY) *SBY*,” bunyi cuitan SBY yang dapat ditemukan di Twitter @SBYudhoyono.

“Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta (saya duga direncanakan), Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya *SBY*”

“Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya ~  agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017. *SBY*”

“Apa belum puas terus memfitnah & hancurkan nama baik saya sejak November 2016, agar elektabilitas Agus hancur & kalah *SBY*”

“Luar biasa negara ini. Tak masuk di akal saya. Naudzubillah. Betapa kekuasaan bisa berbuat apa saja. Jangan berdusta. Kami semua tahu *SBY*”

“Dalam waktu dekat akan saya sampaikan bantahan & penjelasan saya. Saya ingin saudaraku rakyat Indonesia tahu kebenaran yg sejati *SBY*”

“Tuduhan Antasari seolah saya sebagai inisiator kasusnya, jelas tidak benar. Pasti akan saya tempuh langkah hukum thd Antasari *SBY*”

“Semua penegak hukum yg memproses kasus pembunuhan Alm Nasrudin masih ada. Insya Allah, mereka akan bicara fakta & kebenaran *SBY*”

“Saya bertanya, apakah Agus Yudhoyono memang tak boleh maju jadi Gub Jakarta? Apakah dia kehilangan haknya yg dijamin oleh konstitusi? *SBY*”

Sudah Diduga


Bagi saya pribadi, apa yang dicuitkan Pak SBY ini memang sudah dapat kita prediksi. Sudah pasti lah kubu Cikeas ini tidak akan jauh-jauh dari playing victim. As expected juga, beliau selalu menarik-narik Presiden Jokowi ke lingkaran permasalahannya. Semua masalah pasti dicoba untuk dikait-kaitkan ke Presiden Jokowi untuk mendiskreditkan beliau dan pemerintahan yang sekarang. Tujuannya? Ya mungkin Pemilu tahun 2019.

Sudah dapat diduga juga, pasti dalam curhatan juga diselipkan tentang kepentingan politik besok di Pilkada DKI Jakarta 2017. Elektabilitas anak emasnya Agus Yudhoyono di Pilkada DKI pun dengan sengaja dicari kambing hitamnya, dan kali ini perkataan Pak Antasari lah yang digunakannya. Aji mumpung, mumpung ada kejadian heboh yang disorot secara nasional, semua hal juga dikaitkan dengan Pilkada DKI.

Lucu sekali! Padahal elektabilitas nomor 1 jelas-jelas terjun bebas setelah debat resmi dari KPU DKI diselenggarakan, dimana seluruh rakyat Jakarta melihat langsung kemampuan sang calon yang memang sangat memprihatinkan. Tapi ya kalau bisa dicarikan kambing hitam kenapa tidak?

Mengenai tweet Anda yang terakhir yang bertanya apakah Pak Agus tidak boleh maju menjadi Gubernur DKI, saya benar-benar mau tepok jidat Pak. Siapa coba yang melarang Anda menggunakan permainan politik Anda untuk memaksa anak Anda maju sebagai calon gubernur? Tidak ada kok!

Ditambah lagi, apa hubungannya coba Pak pernyataan Pak Antasari dengan anak Anda yang mau jadi gubernur?Saya kok gagal paham. Apa hubungannya coba? Anda ini sengaja mau menghubung-hubungkan untuk mendapatkan simpati ya dari rakyat agar dikira Anda dan Agus sedang dizolimi? Ah sudahlah, lagu lama yang basi! Tapi ngomong-ngomong, curhatan Anda tentang Agus ini termasuk pelanggaran kampanye di masa tenang tidak ya Pak?

Ngomong Doang Tanpa Ungkapkan Data?


Contoh Pak Antasari tuh Pak. Dalam menyampaikan argumennya bahwa Anda telah memerintahkan orang untuk merekayasa kasusnya, Pak Antasari mengungkapkan alasannya yaitu kedatangan oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) ke kediamannya yang mengaku diutus oleh Cikeas. Ini kan pemikiran yang logis yang mendukung argumen beliau.

Lah kalau Anda? Anda curhat di Twitter bilang Anda difitnah tapi tidak menyertakan cerita ataupun fakta apapun, Anda ini mau membuat siapa setuju dengan argumen Anda? Orang-orang bodoh yang sepenuhnya percaya 100% terhadap perkataan Anda saja? Kita tunggu bersama nanti konferensi pers yang mungkin akan dilakukan besok ya Pak, semoga saja Anda membeberkan fakta ataupun cerita yang masuk akal dalam pembelaan diri Anda, bukan hanya opini-opini saja.

Lagian Pak SBY, kalau memang perkataan Pak Antasari tidak berdasar, kenapa Anda dulu bungkam seribu bahasa ketika Pak Antasari ditimpa kasus di 2009? Anda kan kepala negara dan Pak Antasari adalah Ketua KPK loh. Masa Anda sama sekali tidak peduli dengan nasib Pak Antasari?

Ketika begitu banyak kejanggalan di persidangan dan publik bertanya-tanya, masa Anda tidak memerintahkan bawahan Anda untuk mencari kebenaran yang tidak dapat dibantah oleh siapa pun? Bahkan sepatah kata ‘prihatin’ pun memangnya pernah Anda ucapkan kepada Pak Antasari?

Kami orang-orang rasional menolak untuk Anda permainkan pikiran kami. Kami terbuka saja, jika memang Anda punya bukti jelas bahwa Anda tidak merekayasa kasus Pak Antasari, kami akan percaya dengan Anda kok. Sekarang kan faktanya Pak Antasari yang punya bukti kuat yang mendukung, beserta pemikiran logis dari hasil analisis kami sendiri, jangan salahkan kami jika kami lebih percaya Pak Antasari.

Semoga Tuhan dan Negara Melindungi Pak Antasari


Ketika menyampaikan pernyataannya di depan media, dengan sedikit terbata-bata seperti mau menangis, Pak Antasari juga sempat mengatakan bahwa dirinya siap jika harus mati besok karena menyampaikan hal ini. Saya yang menonton pun ikut terenyuh, semoga saja Anda tidak kenapa-kenapa ya Pak. Coba kalian nonton sendiri disini.

“Dan setelah saya ngomong hari ini, saya bicara hari ini, besok (jika) saya mati saya siap. Saya tidak peduli. Tolong catat itu,” ujar Antasari Azhar dalam konferensi persnya 14 Februari 2017 yang dapat ditonton disini.

“Tapi saya harus bicara ini. Kalau saya tidak bicara ini, besok saya mati, Anda terus dalam misteri,” lanjut Antasari.

Meskipun SBY sekarang adalah warga negara biasa seperti saya, kamu dan dia, beliau ini mantan presiden 10 tahun loh, kita tidak boleh meremehkan kekuatan politik dan kekuatan sosial yang ada ditangannya. Pastinya hingga sekarang masih ada banyak pihak yang mendukung beliau ini di berbagai instansi pemerintah.

Bukankah Pak Antasari pernah juga berbicara bahwa adik beliau diancam berkali-kali oleh orang yang tidak dikenal sejak beliau bebas bersyarat November 2016 kemarin? Jadi bukan tidak mungkin orang-orang yang takut akan apa yang diketahui Pak Antasari dapat melakukan tindakan kekerasan terhadap beliau ataupun keluarganya, indikasi ke arah sana sudah ada jika melihat ancaman yang ada beserta kasus yang pernah menimpa beliau.

Saya berharap Tuhan memberikan perlindungan kepada Pak Antasari dan keluarga. Jadi orang baik, lurus dan jujur tidak mudah di negeri ini, lihat saja bagaimana langkah Ahok begitu berliku-liku dan penuh batu sandungan dari kanan kiri atas bawah.

Saya juga berharap Presiden Jokowi dan pemerintah dapat memberikan perlindungan juga terhadap Pak Antasari, saya tidak tahu apakah ada mekanisme yang memungkinkan untuk itu. Mungkin bisa saja dianggap saksi penting sehingga perlu diberikan perlindungan polisi?

Ingatlah bahwa jika apa yang diungkapkan Pak Antasari bahwa dirinya dikriminalisasi adalah benar, berarti negara ini berhutang kepadanya. Negara berhutang minta maaf dan kompensasi yang besar atas perlakukan terhadap pejabat tinggi negara yang bersih dan jujur. Negara berhutang pengembalian nama baik dan kehormatan seorang mantan Ketua KPK Antasari Azhar.

Penutup


Sudahlah, Pak SBY…. jangan pakai lagu lama lah!

Kalau memang punya bukti kuat bahwa Anda difitnah, tunjukkan kepada kami buktinya. Jangan bodoh-bodohi kami dengan curhatan dan pikiran-pikiran Anda yang belum disertakan fakta ataupun bukti yang kuat. Kalau Pak Antasari berbeda, beliau sudah menunjukkan landasannya dari kedatangan HT malam hari itu. Mungkin juga ada bukti-bukti lainnya yang tidak beliau ungkapkan ke media namun disampaikan ke polisi.

Pak Antasari, maju terus ya Pak! Jangan takut, penguasa yang sekarang orang baik. Bongkar, Pak!

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan……

@aryanto famili


Besok Pencoblosan, Antasari Azhar Buat Ledakan, Ahok-Djarot Satu Putaran

DUNIA HAWA - Jakarta sedang menghadapi masa tenang. Tidak ada yang boleh berkampanye saat ini. Dan besok adalah hari pencoblosan. Tiba-tiba, di saat setiap orang tengah menikmati ketenangan tanpa ricuh soal Pilkada, terjadi sebuah ledakan besar di Jakarta. Sebuah kehebohan. Sebuah hingar bingar yang membuat orang di seluruh pelosok negeri ini membicarakannya.


Antasari Azhar, hari ini, mengadakan konferensi pers. Ia menyebutkan bahwa otak dari kasus kriminalisasi atas dirinya adalah mantan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebagian masyarakat sudah tahu sebenarnya bahwa kasus Antasari ini adalah hasil konspirasi tingkat tinggi elit pemerintahan SBY. Sebab, mustahil memenjarakan ketua KPK jika inisiatornya hanya penjahat-penjahat kelas teri. Tentu, ada sebuah pemufakatan akbar di kalangan elit pemerintahan.

Saya jadi bertanya-tanya, mengapa baru sekarang Antasari buka suara? Mengapa tidak dari kemarin-kemarin ledakan besar ini dilempar ke publik? Kemarin-kemarin kita hanya mendengar tentang komitmennya untuk membuka kembali kasusnya. Kita belum melihat statemen untuk mengungkap siapa otak di balik kasus kriminalisasi yang telah meluluh lantakkan kehidupannya.

Mengapa menjelang hari pencoblosan Antasari buka-bukaan seputar kasusnya ini? Tentu ini bukan langkah yang spontan yang ia ambil. Tentu ini adalah “langkah kuda” yang sedang ia tempuh. Ia tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan “langkah kuda” mematikan yang mampu, setidaknya, memberikan pukulan telak kepada SBY yang dulu telah menghancurkan kehidupannya.

SBY yang tengah sibuk untuk menyukseskan anaknya untuk merebut kursi DKI 1, tentu kaget setengah mati melihat konferensi persnya Antasari. Kubu Paslon 1 yang tengah menikmati masa tenang dan bersiap untuk pertarungan besok pasti terkejut melihat sebuah manuver tak terduga dari seorang Antasari. AHY yang tengah menikmati indahnya sisa-sisa pengalaman rohani di Tanah Suci, harus gigit jari melihat kasus yang menimpa mertuanya diceritakan ulang secara dramatis oleh Antasari.

Saya jadi paham. Ternyata, Antasari memang memilih waktu ini untuk membuat sebuah manuver. Antasari tahu bahwa di hari tenang sekarang ini, fokus masing-masing Paslon adalah besok, hari pencoblosan. Mereka sudah tidak memikirkan lagi kemungkinan-kemungkinan adanya manuver-manuver politik yang bisa menggerus elektabilitas Paslonnya.

Ternyata. Memang benar tidak ada manuver-manuver politik. Tapi, sebuah luka lama yang menunggu datangnya suatu masa yang tepat, telah menemukan timingnya untuk melakukan sebuah manuver cantik lagi mematikan. Antasari tahu, konferensi persnya di masa tenang tidak akan melanggar aturan masa tenang. Karena kasus yang ia ungkap tidak menyerang atau mendukung Paslon manapun.

Tapi, ia juga tahu. Saat ia melakukan manuver mematikan ini, pengaruhnya akan mampu menggoyahkan salah satu atau malah dua Paslon sekaligus. Ini seperti pepatah mengatakan “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”. Hanya dengan menyerang SBY, anaknya pun akan kena juga. Tentu tanpa harus melanggar aturan Pilkada.

Ini adalah langkah yang cerdas dari seorang Antasari, mantan Ketua KPK yang dulu menjadi momok menakutkan bagi para mafia uang rakyat, salah satunya di lingkaran “keluarga Cikeas”. Langkah ini tidak pernah dipikirkan oleh SBY juga timsesnya AHY. Tentu, sekarang mereka tengah kalang kabut mencari-cari cara untuk merespon pernyataan dari Antasari ini.

Sayangnya. Sudah tidak ada waktu lagi. besok sudah pencoblosan. Opini yang meledak di masyarakat, terutama di masyarakat Jakarta, sudah terbentuk dengan berbagai gorengan renyah lagi maknyus yang dapat mempengaruhi pemilih Paslon nomor 1. Opini liar tersebut takkan bisa dijinakkan dalam waktu satu dua hari saja.

Tadi saya katakan bahwa bisa jadi, pernyataan Antasari ini menyasar tidak hanya satu Paslon saja, tapi bisa juga dua Paslon sekaligus. Mengapa demikian? Ternyata, ada pernyataan Antasari yang lain yang sangat menyejutkan. Yang merupakan sebuah fakta baru. Dan fakta ini bisa saja mempengaruhi Paslon lainnya.

Antasari mengungkapkan bahwa sebelumnya dia pernah memberitahu tentang seseorang yang datang ke rumahnya untuk menyampaikan pesan. Pesannya adalah agar Antasari tidak mengusut kasus Aulia Pohan, mertuanya Agus. Ternyata orang tersebut adalah Hary Tanoesoedibdjo.

Tentu kita akan bertanya-tanya lagi, mengapa baru sekarang mengungkapnya? Mengapa tidak dari dulu-dulu saja? Saya menganalisis bahwa ini juga merupakan “langkah kuda” dari Antasari.

Coba diingat-ingat lagi, saat Antasari ikut dalam debat cagub DKI kedua. Secara tidak langsung Antasari mendukung Paslon nomor 2, Ahok-Djarot. Ketum PDI Perjuangan juga mengatakan bahwa Antasari mendukung Ahok-Djarot.

Saya menduga, saat Ahok diserang secara tidak sehat dengan mengangkat sentimen agama, stereotip “kasar” ke Petahana, data-data yang tidak valid hanya untuk menjatuhkan Petahana, saat itulah Antasari harus memberikan sebuah hantaman keras kepada dua pesaing Petahana. Akhirnya, setelah menghajar SBY, ia pun langsung menghajar Hary Tanoe.

Kita tahu bersama. Hari Tanoe memiliki kedekatan dengan Anies Baswedan. Kedekatan ini terbangun tidak hanya saat Pilkada DKI tapi jauh sebelum ini. Yakni, saat Anies menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Kita ketahui bahwa Anies bekerjasama dengan Perindo untuk membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang belakangan penyebarannya menghadapi hambatan. Penyebaran KIP yang tidak sesuai target dan salah sasaran merupakan salah satu sebab digantikannya Anies sebagai Menteri Pendidikan.

Setelah Anies maju di Pilkada DKI. Kerabat lama yang memiliki Partai, massa, dan media harus ia temui. Mengenang masa-masa dulu saat mereka kerjasama. Dan kini kerjasama tersebut perlu dibangun lagi. Bisa jadi untuk jangka panjang jika mereka berhasil memenangkan konstestasi Pilkada.

Saya melihat. Manuver Antasari ini memang jitu dengan timing yang tepat. Dan manuver ini benar-benar memukul Paslon 1 dan 3. Sekarang, mereka tidak punya waktu lagi merespon. Nikmatnya berziarah ke Tanah Suci untuk mencari berkat dan dukungan Ilahi, ternyata, Tuhan punya kehendak lain.

Ahok-Djarot satu putaran sepertinya tak berbendung lagi. Tuhan selalunya Maha Tahu, mana hamba-Nya yang benar-benar jujur dan berbakti, dan mana hamba-Nya yang hanya bisa berjanji untuk nanti syukur-syukur ditepati, tapi kebanyakan diingkari.

Ra(i)sa-ra(i)sanya begitula.

@muhammad nurdin

Mencari Keberadaan Mesin "Penghancur" SBY

DUNIA HAWA - "....Saya adalah korban dari the Invisible Group, yang bekerja bagaikan mesin penghancur itu. Kata-kata yang digunakan pun tak kuasa untuk saya utarakan, karena bisa merusak jiwa yang mendengarnya..."


Begitulah curhatan mantan Presiden RI ke-6  dalam pidatonya (yang sempat membuat salah satu kadernya ngantuk) pada acara rapimnas sekaligus dies natalis Partai Demokrat yang ke-51. Susilo Bambang Yudhoyono, mengaku menjadi korban dari kelompok rahasia tak kasat mata tersebut yang menghajar orang-orang yang mencoba mengkritik pemerintahan yang berkuasa saat ini.

Pernyataan SBY seolah membuat publik berimajinasi liar, bahwa Indonesia sedang berada dalam situasi konspirasi wahyudi ala-ala Illuminati dan Freemason yang bercita-cita menciptakan Tatanan Dunia Baru (New World Order) lewat pengaruh-pengaruhnya secara halus dan tak terlihat. Diam-diam menyusup untuk berkuasa dan melawan secara halus para lawannya lewat taktik serangan tersembunyi.

SBY bahkan menyebut kelompok tak kasat mata ini bergerak bagaikan "mesin penghancur", yang bukan hanya membuat SBY menjadi korban melainkan berbagai pihak di"klaim" juga ikut menjadi korban.

Lantas apa dan siapa Invisible Group yang dimaksud SBY? 


Citra SBY semakin menurun drastis di mata publik akibat tindak tanduknya sendiri di depan umum khususnya media sosial. Sudah cukup sering paska lengsernya SBY dari jabatan, ia kerap kali menyampaikan curhatan, keluhan, kritik bahwa situasi negeri semakin tidak karuan sejak ditinggal oleh dirinya setelah 10 tahun berkuasa. Ia juga selalu memposisikan diri sebagai korban, jika ada isu yang menyerang dirinya. 

Saya ingin bertanya kepada Presiden dan Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk mengetahui dan menemukan siapa Invisible Group yang dimaksud SBY? Pertanyaan saya barangkali akan membuat Jokowi tambah bingung dan bikin tepok jidat.

Publik bisa dikatakan sebagai "Invisible Group", mereka yang anonim kerap kali melakukan cyberbullying terhadap SBY, terlebih paska ia melakukan berbagai hal blunder melalui konferensi pers atau lewat media sosial. Mulai dari mengaku disadap, panik ketika rumahnya digeruduk mahasiswa, hingga "saya ingin bertanya ke bapak Presiden dan Kapolri". yang lantas dibalas Jokowi "Lah kalau semua bertanya kepada Presiden dan Kapolri, terus saya bertanya kepada siapa?" lalu bunyi krik....krik....krik.... bunyi jangkrik di atas genteng.

Mesin penghancur itu adalah publik, yang sudah dibuat panas kupingnya dan perih matanya mendengar dan membaca curhatan Raja Cike*s (akibat ulahnya sendiri yang nyeleneh). Tidak heran, banyak orang-orang yang "menghajar" balik SBY lewat berbagai macam cara, seperti melalui satire politik dengan memanfaatkan twit "saya bertanya kepada Presiden dan Kapolri" 

Publik menjadi gemesh gregetan melihat tingkah laku sang mantan yang selalu begitu. Masyarakat kini terbilang cukup jeli sekaligus sadar mengawasi sikap SBY yang kerapkali menyasar pemerintah dengan kritik yang tidak elegan. 

Cerminan fenomena media sosial


Harusnya sang mantan sadar untuk tidak melulu curhat di Twitter mengingat ada sebuah fakta dari pakar psikologi sebagaimana dikutip dari Republika dengan judul "Curhat di Media Sosial" yang menyebutkan bahwa, seseorang yang tengah emosi lalu menyampaikan kekesalannya di media sosial, maka logika orang tersebut akan tumpul. Selain itu sikap tersebut akan menimbulkan efek jangka panjang yang buruk. 

Di sisi lain, fenomena curhat di media sosial menciptakan situasi bahwa orang-orang menilai sesamanya di media sosial berdasarkan apa yang diposting. Jika seseorang sering curhat di medsos secara intens tentu ia akan diberi label followersnya sebagai orang yang lemah. Hal itu menjadi fakta psikologis yang disampaikan oleh psikolog, A Kasandra Putranto. Postingan mu merefleksikan siapa kamu sebenarnya, begitulah kura-kura. 

Meskipun di satu sisi curhatan via medsos juga kerap kali mengundang empati netizen. Misalnya, jika ada sekolah rubuh di suatu daerah lalu seseorang di sekitar sekolah rubuh itu curhat via medsos menyatakan bahwa sekolah rubuh tersebut merupakan satu-satunya harapan anak-anak sekitar untuk bersekolah, tentu, itu mengundang empati netizen.

Mereka mau membantu dan peduli terhadap si penerbit curhatan tersebut. Namun jika curhatan bersifat pribadi dan emosional justru akan membuat orang lain menjadi risih dan emoh menunjukkan kepeduliannya. Itulah yang bisa dikatakan sebagai "serangan balik" akibat kecerobohan diri sendiri dalam bersikap.

Sikap emosional di medsos juga akan membuat orang mempertanyakan kesantunan orang tersebut di ruang publik. Orang akan menjauh, sehingga terkadang membuat si tukang curhat itu bisa saja kesal "merasa diacuhkan, merasa diserang" dan perasaan sensitif lainnya. 

SBY harusnya sadar diri oleh serangan the Invisible Group, berkeluh kesah di medsos secara terus menerus dan cenderung memuat emosi pribadi bukanlah cara yang santun dan elok sebagai pengguna media sosial, terlebih ia merupakan seorang negarawan yang "harusnya" disegani dan dihormati.

Medsos bisa digunakan untuk menawarkan solusi dari sang mantan, sebagai upaya membantu pemerintahan sekarang menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang ada sekarang ini. Dengan begitu, the Invisible Group tadi niscaya akan mendukung, peduli dengan SBY.


@dylan aprialdo rachman