Monday, January 23, 2017

Israel ‘Tampar’ Wajah MUI, Rizieq Serak, Demo Makin Menipis

DUNIA HAWA - Daya tarik undangan dari sebuah yayasan di Israel, menggoda habis calon Ketua Komisi Pemberdaya Perempuan MUI, Istibsyaroh. Ia pun bersama sekelompok delegasi lainnya diketahui berkunjung ke Israel beberapa waktu lalu dengan tujuan berziarah ke Masjid Al Aqsa. Sepintas lalu, perjalanan wisata Istibsyaroh itu wajar-wajar saja. Namun ketika ia bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin, gegarlah para pemuja MUI di tanah air.


MUI sendiri terlihat sangat malu atas kunjungan Istibsyaroh itu. Selama ini MUI termasuk lembaga yang sangat getol menentang Israel dan mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Namun ketika salah seorang unsur pejabatnya bertemu dengan pejabat tinggi Israel, runtuhlah nama baik MUI itu. MUI sekarang bak kebakaran jenggot dan sibuk berkoak-koak di media hendak menyelidiki kunjungan Istibsyaroh itu.

Pertemuan Istibsyaroh dengan Presiden Reuven jelas menampar wajah MUI. Beberapa pertanyaan kemudian muncul terkait dengan pertemuan itu. Pertama, mengapa Istibsyaroh berani pergi ke Israel tanpa sepengetahuan MUI? Kedua, sadarkah Istibsyaroh bahwa dirinya sebagai calon pejabat MUI akan menjadi sasaran empuk para agen Mossad untuk menjebaknya? Ketiga, sadarkah Istibsyaroh ketika ia dan delegasinya digiring untuk bertemu dengan Presiden Reuven?

Jawaban pertanyaan pertama menjadi aneh jika Istibsyaroh berkunjung ke Israel atas kunjungan pribadi. Para agen Mossad yang mencium kedatangan Istibsyaroh itu tidak akan mau mempertemukan Istibsyaroh dengan Reuven jika hanya kunjungan itu bersifat pribadi. Saya yakin, kunjungan Istibsyaroh itu dilakukan dengan diam-diam dan sepengetahuan MUI. Hal ini terbukti adanya beberapa orang yang lain bersama Istibsyaroh. Bisa jadi pertemuan itu bersifat sangat rahasia untuk membujuk Israel mengakui kemerdekaan Palestina.

Jika jawaban pertama benar bahwa pertemuan itu sangat bersifat rahasia, maka pertanyaan yang kedua apakah Istibsyaroh sadar bahwa dirinya menjadi sasaran empuk agen Mossad untuk menjebaknya menjadi tidak relevan. Umat Islam di Indonesia pasti paham bahwa siapapun yang akan berkunjung ke Israel pasti akan dicium oleh agen-agen Mossad. Hal yang sama berlaku bagi Istibsyaroh. Ia pasti paham bahwa berkunjung ke Israel pasti dicium oleh agen-agen Mossad. Kunjungan Istibsyaroh sengaja dirancang penuh rahasia.

Jawaban pertanyaan ketiga menjadi semakin lucu ketika Istibsyaroh memberi keterangan di media bahwa ia tidak tahu akan bertemu dengan Presiden Reuven. Ini jelas jawaban aneh. Istibsyaroh bukanlah anak-anak yang mudah digiring dan dicokok hidungnya ketika ia akan digiring untuk bertemu dengan pejabat Israel. Jawaban ketidaktahuan Istibsyaroh menjadi relevan jika ia mencoba untuk menutupi rasa malu MUI yang telah ditampar oleh Israel itu.

Nah, pertanyaannya adalah mengapa akhirnya Israel mempublikasikan foto pertemuan Istibsyaroh dengan Presiden Reuven?

Jawaban pertanyaan itu sangat sederhana. Israel lebih beruntung mempublikasikan foto pertemuan itu ketimbang menyimpan rahasianya erat-erat. Mengapa? Jelas untuk menampar MUI yang akhir-akhir ini menjadi biang kerok aksi-aksi radikalisme di Indonesia dengan fatwa-fatwa kontroversialnya. Apalagi Israel paham bahwa pemerintahan Jokowi lagi sedang kurang nyaman dengan berbagai kebijakan MUI selama ini.

Dengan mempublikasikan foto pertemuan Istibsyaroh dengan MUI, berarti Israel turut mendukung pemerintah untuk memerangi aksi-aksi intoleran sekaligus memukul mundur MUI yang nyatanya bermuka dua alias munafik. Di depan sangat menentang Israel, namun di belakang diam-diam bermesraan dengan Israel. Jika aksi-aksi radikalisme di Indonesia dapat dikurangi, maka aksi-aksi penentangan Israel juga akan semakin berkurang.

Rizieq Serak, Demo Makin Menipis


Demo FPI hari ini, Senin 23 Januari 2017 cukup menarik. Rizieq terlihat tetap berisik namun sebetulnya suaranya sudah mulai serak dan sesak. Para pendemo sebelumnya yang pernah berjumlah 7 juta (hitungan alay dan lebay) kini tinggal seupil alias hanya 1.000-1.500 orang.

Padahal dari berbagai informasi dari media tentang demo membela Rizieq hari ini, dipimpin langsung oleh Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir yang belangnya terbongkar memberikan bantuan kepada teroris di Suriah. Pentolan lainnya yang katanya ikut bergabung, Muhammad Al-Khattot alias Muhammad Gatot (caleg gagal dari PBB).

Demo membela Rizieq juga memunculkan Sekjen FUI (Forum Umat Islam), Fahrurozi Ishaq (Gubernur Palsu) yang diangkat oleh FPI dan GMJ. Terdapat pula Munarman, yang kini sedang dilaporkan oleh masyarakat Bali. Namun tetap saja peserta demo tinggal seupil. Berita bahwa pejabat MUI ternyata ketahuan bertemu dengan Presiden Israel, telah membuat sadar masyarakat sikap munafik MUI.

Aksi peserta demo membela Rizieq yang semakin menipis, telah membuktikan bahwa ternyata aksi demo 411 dan 212 menjadi besar karena ada para penunggang kepentingan di belakangnya. Dua aksi demo besar itu menjadi membahana dengan pengerahan massa yang didanai oleh lawan-lawan politik Ahok.

Akhirnya menjadi terbukti bahwa ternyata FPI melambung namanya berkat kesan bahwa demo besar itu dipimpin oleh FPI. Namun setelah beberapa bulan berlalu, para peserta demo 212 tidak mau lagi menjadi tunggangan Rizieq-FPI untuk terus-terusan melambungkan namanya. Masyarakat kini sadar bahwa FPI telah memanfaatkan mereka dalam demo besar 411 dan 212.

Kini, di tengah banyak kasus yang datang bertubi-tubi akibat mulut harimaunya, Rizieq terlihat semakin lelah dan dan kewalahan. Ia memang tetap berisik namun suaranya semakin serak. Energinya semakin habis, sementara dananya semakin mengering. Bisa dipastikan bahwa demo membela Rizieq yang sebentar lagi resmi menjadi tersangka, ke depan saat dipanggil polisi, akan semakin sedikit dan tinggal beberapa ratus atau bahkan puluhan orang saja. Jika demikian siapa yang salah? Tanya kuran-kura.

@asaaro lahagu

Kaki Patah si Alfatih yang Menghancurkan Hati Kami

DUNIA HAWA - Demi pendidikan beragama kata sang Ayah yang memperbolehkan atau mungkin mengajak seorang bocah yang kakinya patah untuk ikut kawal pemeriksaan Habib Rizieq hari ini. Wow banget Pak, mulia sekali hati Anda Pak Supardi. Semoga Yang Maha Kuasa juga sependapat dengan Anda, karena kalau tidak ya repotlah nanti ketika dirimu bertemu dengan-Nya. Bisa-bisa Anda harus berhadapan dengan kemarahan-Nya.


Ya Tuhan Yang Maha Esa….. Negara kok jadi begini? Apakah tidak ada Komisi Perlindungan Anak di negeri ini? Bukankah anak-anak tidak diperbolehkan untuk ikut serta dalam kegiatan politik? Apakah sudah mati hati nurani orang-orang disana yang melihat fenomena ini berkali-kali dalam dua pekan ini? Kapan anak-anak yang tidak mengerti dan tidak berdaya dapat dibebaskan dari aksi-aksi demonstrasi?

Alfatih Saiful, bocah berumur 6 tahun yang kakinya patah dan terlihat pada aksi Front Pembela Islam (FPI) pada tanggal 16 Januari dan 17 Januari 2017 lalu kembali terlihat pada kegiatan FPI hari ini.

Sangat memprihatinkan. Kehidupan berkeluarga memang ranah privat masing-masing keluarga, tapi jika sudah dipertontonkan ke ranah publik berarti kita semua punya hak untuk menyuarakan isi pikiran dan unek-unek di hati kita. Saya tidak peduli jika nantinya suara hati saya ini tidak didengar, tapi saat ini saya tetap ingin bersuara melalui gerakan jari tangan ini.

Saya sudah prihatin ketika membaca pemberitaan pada minggu lalu dimana Anda mengatakan bahwa sebagai ayah Anda telah melarang dia ikut minggu lalu, tapi sang anak sendiri yang maksa ingin ikut karena telah ikut dari awal (411 dan 212). Tapi ketika saya membaca kutipan kalimat dari Alfatih hari ini disini yang berkata: “Ke sini mau ikut demo.” Jujur Pak Supardi, hati saya remuk. Bagaimana bisa anak seumuran itu mengerti apa tujuan demo, apa yang ia perjuangkan, apa yang ia bela?

Saya yakin Alfatih pasti tidak tahu sejarah palu arit, juga belum paham betul siapa itu Soekarno dan apa makna Natal bagi umat Kristiani. Jangan-jangan ia bahkan belum hafal Pancasila dan Surat Al-Maidah 51. Maka anak ini pastilah tidak paham apa saja dugaan pelanggaran hukum yang telah dilakukan Habib Rizieq dalam 3 bulan ini. Lebih-lebih mengerti tentang kepentingan politik yang membuat Ahok harus jadi tersangka kasus penodaan agama. Lalu bagaimana bisa ia datang untuk membela Islam, membela ulama, mengawal Habib Rizieq kalau dia sendiri tidak paham apa tujuan, esensi dan makna dari kegiatan yang ia lakukan?

Mungkin saja benar kata Anda bahwa sang bocah sendiri yang memaksa ikut minggu lalu, tapi bagaimana dengan aksi 411 dan 212 Pak? Apakah Anda yang mengajaknya kala itu? Saya rasa mungkin iya. Karena kalau tidak mengerti semua yang saya sebut di atas, kenapa dia mau memaksa ikut aksi 161, 171 dan 231 meskipun kondisi kakinya seperti sekarang?

Saya pernah kecil juga Pak Supardi dan saya tahu bagaimana cara berpikir anak seumuran Alfatih. Tidak peduli cuaca hujan ataupun terik dan tidak peduli lama ataupun sejenak, saya saat itu juga sangat takut jika melihat orang tua saya pergi keluar rumah dan menangis merengek-rengek minta diajak. Saya juga pernah berumur 6 tahun dan saya tahu bagaimana dulu saya begitu tertarik untuk menyaksikan keramaian dan kerumunan orang banyak meskipun selalu dilarang dan diingatkan tentang potensi bahayanya oleh orang tua saya.

Ketika orang tua saya tidak mengajak saya keluar rumah, saya tetap ditinggal di rumah bersama nenek meskipun saya telah menangis sambil berteriak-teriak hingga berjam-jam. Ketika orang tua saya menyeret-nyeret saya pergi dari kerumunan perkelahian di jalan, saya juga menangis keras meminta untuk berjalan kembali menuju keramaian.

Tapi bukankah begitulah memang tugasnya orang tua, mereka tahu apa yang terbaik untuk anaknya, terutama anak seumuran Alfatih yang masih belum tahu apa-apa. Orang tua kan berkewajiban untuk mendidik dan mengajari anak yang dititipkan oleh Tuhan agar dapat tumbuh sehat jasmani dan rohaninya, sambil memahami apa yang benar dan apa yang tidak baik bagi dirinya.

Ketika saya membaca kutipan pernyataan Anda disini yang berbunyi: “Hari ini izin libur karena masih sakit. Ini cara saya membimbing anaknya beragama sejak kecil.” Jujur Pak Supardi, hati saya geram sekali. Saya agak mulai murka. Kesempatan libur dari sekolah yang seharusnya digunakan untuk beristirahat agar cepat pulih dari sakit justru dipakai untuk menempuh perjalanan yang melelahkan di bawah teriknya matahari di Jakarta Pusat pagi hari ini.

Anda katakan juga ini adalah cara Anda membimbing anak Anda beragama sejak kecil, tapi pertanyaan saya adalah kenapa Anda tidak membimbing anak Anda tentang berpikiran rasional (kalau sakit ya istirahat) dan tentang nilai-nilai kemanusiaan (orang sakit jangan diajak demonstrasi)? Apakah agama sudah berada di atas kemanusiaan dalam pemahaman Anda? Padahal, saya percaya bahwasanya tidak ada ajaran agama manapun yang mengharuskan manusia untuk meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Apakah Anda yakin Anda tidak salah memahami agama Anda Pak?

Anak Anda mungkin memang punya hak untuk ikut demo (meski saya ragu ia mengerti apa yang ia lakukan), tapi anak Anda juga punya hak mendapatkan didikan Anda sebagai orang tua untuk memaksanya tidak keluar rumah demi kebaikannya.

Anda mungkin memang punya kewajiban untuk mendidik anak Anda tentang nilai-nilai agama, tapi jangan lupa juga bahwa adik Alfatih juga punya hak untuk mendapatkan pendidikan kesehatan dan kemanusiaan yang benar.

Anda mungkin mencintai FPI dan Habib Rizieq, tapi kami juga mencintai kepolosan dan masa depan salah satu anak bangsa ini.

Anda mungkin benci sekali dengan Ahok dan membuat anak Anda juga benci sekali dengan Ahok, tapi kami juga punya hak untuk mengkritik pedas keputusan Anda yang mengesampingkan kondisi fisik anak itu.

Meskipun mungkin Alfatih sendiri yang ngotot, bukankah seharusnya Anda sebagai orang tua yang telah hidup lebih lama di dunia ini yang harusnya memaksakan apa yang terbaik untuk dia? Apa yang terbaik bagi seorang anak kecil berumur 6 tahun yang kakinya patah dan libur dari sekolah? Apakah perlu saya ajarkan kepada Anda Pak?

Jika Anda beralibi bahwa Anda tidak memiliki anggota keluarga lain yang dapat menjaga Alfatih di rumah ketika Anda ingin ikut aksi-aksi FPI, bukankah seharusnya seorang ayah lalu mengorbankan keinginan pribadinya demi melindungi dan menjaga anaknya? Apakah saya sendiri yang berpikiran seorang ayah harusnya demikian? Apakah Anda mencintai FPI dan Habib Rizieq melebihi cinta Anda kepada Alfatih? Tolong beritahu saya……..

Bagi saya, Anda telah meracuni pikiran anak Anda Pak Supardi. Saya percaya setiap bayi yang lahir ke dunia ini memiliki hati yang bersih dan polos. Saya juga pernah kecil Pak, dan apa yang diajarkan oleh orang tua saya dan apa yang saya lihat dari lingkungan sekitar saya lah yang saya anggap dan terus pegang sebagai kebenaran, sebelum pada akhirnya saya dapat berpikir sendiri secara rasional.

Ditambah lagi, apakah Anda tidak berpikir selangkah lebih jauh dengan mempertimbangkan hal-hal yang mungkin saja dapat terjadi pada keramaian minggu lalu dan hari ini Pak? Tentu saja kita tidak menginginkan aksi-aksi kekerasan ataupun bentrok, namun bagaimana jika hal itu terjadi tanpa disengajakan? Bagaimana jika dalam kekacauan Alfatih terpisah dengan Anda Pak? Apakah Alfatih dapat berlari dan melindungi dirinya sendiri?

Kalau Ahok yang Anda demo itu diminta pandangannya mengenai hal ini, mungkin beliau akan berkata: “Janganlah Anda sebagai orang tua membenarkan tindakan anak Anda yang salah, hanya karena Anda punya alasan yang lain Pak Supardi. Ini sangat bahaya (tidak mendidik).”

Pak Supardi, Anda memang adalah ayah dari Alfatih, tapi jangan lupa juga bahwa Ibu Pertiwi juga adalah Ibu non-biologis dari anak itu. Mungkin Ibu Pertiwi kini sedang menangis pilu ketika menyaksikan salah satu putra yang Ia kasihi harus berjalan dan berdiri dengan tertatih-tatih hanya karena tidak mengerti dan tidak memahami makna kebenaran yang sesungguhnya.

Alfatih mungkin tidak punya ayah yang dapat memaksanya untuk tidak ikut demonstrasi, tapi Alfatih punya kami, kakak-kakak dan paman-paman yang peduli akan kesehatan jasmani dan rohaninya, yang yakin bahwa ia tidak mengerti apa yang sedang ia lakukan, yang ingin ia tumbuh dengan sehat dan gembira seperti anak-anak lainnya.

Alfatih punya kami yang akan terus menggerakkan jari-jari kami untuk menulis tentang kisahnya. Kisah yang memilukan dan menghancurkan hati kami. Kisah yang mungkin akan ia baca kelak suatu hari nanti………..

Semoga kamu cepat sembuh, Alfatih.

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah kekejaman dunia ini………

@aryanto


Jawa Barat, Provinsi Paling Berbahaya di Indonesia

DUNIA HAWA - Muak dengan berita intoleransi yang terus menerus, saya ingin mencari jejak daerah mana yang paling toleran di Indonesia.


Cari sana cari sini, akhirnya saya menemukan 10 kota paling toleran di Indonesia diantaranya adalah Salatiga, Manado, Ambon dan Sorong.

Ini menurut laporan Setara Institute tahun 2015. Disana kehidupan masyarakat beragamanya sangat rukun dan mereka bebas beribadah.
Tapi tetap saja, yang menarik adalah laporan dari Setara Institute juga tentang 10 daerah yang paling intoleran di Indonesia.

Dan anda pasti kaget, ketika menemukan bahwa 6 dari 10 daerah paling intoleran di Indonesia diborong JAWA BARAT.

Catat ya : Bogor, Depok, Sukabumi, Tasikmalaya, Bekasi ( ciee ), dan Bandung ( cie ciee ).

Gile, ini namanya juara umum di kategori intoleran...

Menarik sekali bagaimana Jawa Barat dengan masyarakat Sundanya yang dikenal sangat santun agamis dan ramah, ternyata sangat Intoleran. Kutukan apa ini ??
Padahal Gubernur dan Wagubnya dikenal sebagai hamba yang sangat ikhlas. Bahkan Gubernurnya selalu menyuruh warganya merenung ketika banjir luas melanda. 

Wagubnya selalu menangis ketika mendengar bahwa banyak daerah Jabar yang tidak punya MCK. Karena cintanya pada Tuhan, mereka sampai berniat ingin membangun rumah megah senilai 1 triliun rupiah untukNya supaya mau mampir disana.

Lalu kenapa malah masyarakatnya malah paling intoleran? Apa yang salah? Bahkan menurut The Islah Center di Oktober 2016, beberapa LSM melakukan riset dan menemukan bahwa paling banyak kasus intoleransi itu terjadi di Jawa barat. Dan ini diamini juga oleh Wahid Institute.

Wat de pak?? Bagaimana riset itu bisa bertentangan dengan kultur sosial masyarakat Sunda yang terkenal sangat toleran??

"Itu Pitnah !!" Kata temanku yang orang Sunda yang tidak bisa ngomong F.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung sepanjang 2005 - 2011 ada lebih dari 350 peristiwa tindak kekerasan kebebasan beragama di sana.

Duh, lalu pada dimana ulama yang suka naik kuda dan si serak basah berada ? Apakah mereka gagal dalam membina ahlak umatnya ? Padahal dengar2 mereka bisa mengirim jutaan orang shalat Jumat di Monas..

Apa mungkin ini salah satu sebabnya ??

Laporan BPS yang dirilis Januari 2016 menunjukkan bahwa Jabar meraih piala sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Jumlahnya 2,7 juta orang.

Bahkan beda dengan Jatim yang menduduki peringkat kedua saja sebanyak 1 juta orang..

Awwww.. pantas banyak orang lapar sehingga mereka jadi beringas. Dan miskin biasanya temannya kebodohan. Bungkus dengan agama, suruh taat pada ulama dan janjikan surga.. kelar sudah tetangganya..

Apakah Jawa barat akan terus memegang piala intoleransi, yang diberi nama "The Bumi Datar's Award" ini ?

Coba kita tanyakan pada secangkir kopi.

@denny siregar


Sekumpulan Massa Berotak Dongo Menuntut Rizieq Dibebaskan

DUNIA HAWA - Inilah cara berpikir sekumpulan manusia otak dongo. Dipikirnya dengan pengerahan massa berjubah koko, maka Polisi akan keder tidak berani lagi memproses Riziek Shihab lebih lanjut.


Prilaku pemaksaan kehendak mereka tentu saja tidak akan menyurutkan nyali Subdirekorat Fiskal, Moneter, dan Devisa Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya yang memeriksa Rizieq Shihab.

Ucapannya yang tidak senonoh telah melecehkan negara, khususnya simbol negara, yaitu menuduh ada gambar palu arit di logo Bank Indonesia dalam lembaran uang rupiah yang baru.
Sekumpulan massa berotak dongo seperti kerbau yang dicucuk hidung memaksa Polisi segera menghentikan penyidikan terhadap Rizieq Shihab yang menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus uang berlogo palu arit di Polda Metro Jaya.

Sekalipun aksi demo sebagai wujud berdemokrasi dalam bernegara, Kepolisian sebagai penegak hukum tetap akan memberikan sanksi yang tegas sesuai hukum yang berlaku Ini negara hukum, bukan negara onta, tong.

“Bebaskan Habib Rizieq. Jangan kriminalisasi ulama!!!” teriak mereka berorasi dari atas mobil komando menggunakan pengeras suara di depan Polda Metro Jaya, pagi ini, Senin 23 Januari 2017.

“Polisi jangan mau dijadikan alat untuk kepentingan politis,” teriakan susulan mereka sambil mereiakkan takbir dan menyanyikan lagu Indonesi Raya  seolah-olah mau dengan cara begitu maka Polisi akan luluh hati mereka dan mengabulkan permintaan konyol mereka.

Mereka juga mengancam Polisi akan terus bertahan walaupun sampai besok sampai Rizieq keluar. Dasar dongo, aktifitas demo, aksi unjuk arasa itu hanya boleh sampai sore jam 18:00 WIB. Lebih dari itu dibubarin, ndul.

“Kita akan bertahan di sini sampai Habib Rizieq keluar. Setuju?” teriak para dongo secara berjamaah.
Rizieq tiba di Mapolda Metro Jaya pada pukul 11.00 WIB. Ia datang dengan menumpangi mobil Pajero Sports warna putih berpelat nomor B 1 FPI. Uang darimana bisa beli mobil Pajero Sport? Secara kerjaannya tidak jelas.

Akibat ulah para sontoloyo itu jalan didepan SCBD ditutup sehingga mengakibatkan kemacetan yang luar biasa parah. Sudah banyak yang gerah akibat ulah ngaconya Riziek Shihab yang jual-jual nama umat Islam di negeri ini.

Keributan dan kegaduhan demi kegaduhan yang yang ditimbulkan oleh Riziek Shihab dan antek-anteknya, membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla juga gerah.

Jusuf Kalla minta agar Polisi sebagai aparat keamanan di negeri ini menindak tegas FPI sesuai hukum yang berlaku. Negara tidak boleh kalah dengan segala bentuk premanisme yang bertamengkan jubah keagamaan untuk mengintimidasi keberagaman di negeri ini.

Jusuf Kalla juga menegaskan bahwa Pemerintah sangat menghargai aksi demonstrasi, namun tidak memaksakan Pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka.

Pemerintah akan selalu mendengar semua tuntutan Ormas sebagai wadah organisasi masyarakat Indonesia, namun demo tidak boleh dilakukan dengan cara-cara menuntut dan menekan Pemerintah tanpa menghargai proses hukum yang berlaku.

Entah FPI tidak paham, atau mungkin saja pura- pura bego, POLRI dan TNI adalah alat negara, tugas mereka sudah jelas yaitu memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan supremasi hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Namun realitanya Habib Riziek dan antek-anteknya punya wajah ganda. Mereka berkamuflase dan terus bermetamorfosa untuk mempertontonkan antara fakta dan dusta, antara realita dan noktah keculasan, kelicikan, serta kemunafikan tanpa punya rasa malu.

Jubah putih yang mereka kenakan merupakan simbol kain kafan, yaitu simbol kematian dan batu nisan selesainya kiprah busuk Rizieq Shihab yang telah mengacaukan negara ini dengan kegaduhan demi kegaduhan yang tiada henti.

Kura-kura begitu.

@argo javirez

Awasss, di PKI-kan Rizieq Shihab!!!

DUNIA HAWA - Ada apa dengan Rizieq Shihab akhir-akhir ini? Siapa saja yang tidak sepaham dengannya bisa di anggap sebagai Neo PKI yang telah memusuhi para Ulama dan Umat Islam di Indonesia? Apa Rizieq Shihab tidak sadar kalau hantu bernama PKI itu telah tiada dan dibubarkan pemerintah orde baru sesuai dengan ketetapan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, dan ketetapan MPRS tersebut masih berlaku hingga saat ini ?


Dalam ketetapan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1996 di situ tercantum soal pembubaran PKI dan melarang Komunisme, larangan terhadap ajaran-ajaran Komunisme, Leninisme, dan Marxisme. Yang intinya ajarannya yang berbau PKI tersebut sangat di larang dan  tidak boleh ada di Indonesia.

Hampir setiap postingannya (Rizieq Shihab) di Fanspage selalu mengaitkan dengan Neo PKI dan Pelindungnya, Siapa Neo PKI yang Rizieq Shihab maksud tersebut, semua orang bertanya-tanya seperti itu pastinya, karena tudingan Rizieq Shihab terkait bangkitnya PKI sama sekali tidak mendasar dan tidak ada bukti, PKI sudah menjadi Partai terlarang di Indonesia tidak mungkin bangkit kembali.

Saya beranggapan jurus-jurus mem-PKI-kan yang di pakai Rizieq Shihab untuk provokasi ini memang lumayan efektif, karena seperti kita ketahui sebagain banyak penduduk Indonesia masih sangat sensitif, geram bahkan takut ketika mendengar kata-kata atau istilah  PKI, apalagi para Ulama dan TNI yang pernah berbenturan secara langsung dengan PKI pada kala waktu itu.

Rizieq Shihab seolah-olah sedang membangkitkan mayat yang telah terkubur lama untuk menakut-nakuti bangsa ini, mayat  itu PKI namanya. Dalam postingannya di Fanspage dia selalu mengingatkan umat Islam terkait bangkitnya Neo PKI, dan yang lebih parahnya lagi logo Bank Indonesia di mata uang rupiah kertaspun tidak luput dari tudingan PKI oleh Rizieq Shihab, dia menganggap logo Bank Indonesia di uang kertas rupiah itu mirip simbol Komunis Palu Arit, sebuah Ideologi terlarang di Indonesia.

Contoh baru-baru ini postingan provokatif Rizieq Shihab pada akun Facebook Fanspagenya “Habib Muhammad Rizieq Shihab”, “Neo PKI dan Pelindungnya melaporkan Habib Rizieq dan para Ulama ke Polisi … Ayo Umat Islam Laporkan semua Gerombolan PKI dan Pelindungnya ke Polisi dalam kasus apapun …. !!!, Neo PKI dan Pelindungnya bergerak Pasang Spanduk dan demo Serta di DPRD menuntut Pembubaran FPI”. Begitulah sebagian cuplikan yang saya tulis pada postingan di Fanspage Rizieq Shihab tersebut.

Dalam postingannya Rizieq Shihab juga mengajak Umat Islam segera bergerak memasang spanduk dan demo serta di DPRD di berbagai daerah untuk menolak pembubaran Front Pembela Islam (FPI) oleh pemerintah. “Ayo ….. UMAT ISLAM segera bergerak Pasang Spanduk dan demo serta ke DPRD di berbagai daerah menuntut penolakan pembubaran FPI”. Tulisnya pada postingan.

Yang menjadi pertanyaan yang sangat mendasar, yang di maksud Neo PKI itu siapa dan Pelindungya Neo PKI itu siapa ? Saya rasa Umat Islam harus cerdas menelaah itu, karena tudingan yang tidak jelas itu bisa berujung pada fitnah. Logikanya begini kalau Neo PKI beserta pelindungnya yang dia maksud tersebut kalau memang betul-betul ada di Indonesia pasti aparat Kepolisian bersama TNI tidak akan tinggal diam begitu saja, TNI dan POLRI pasti akan menindaknya.

Sebenarnya dia (Rizieq Shihab) hanya ketar ketir saja karena berbagai Organisasi Masyarakat di Indonesia banyak menuntut dibubarkannya Ormas Intoleran yang anti Pancasila, termasuk FPI tersebut. Isu-isu kebangkitan Neo PKI yang dihembuskannya itu hanya di buat alat oleh Rhizieq Shihab untuk menggalang kekuatan massa guna mendukung dirinya beserta FPI yang dia pimpin agar tidak dibubarkan oleh pemerintah.

Masyarakat harus cermat dengan persoalan ini, terutama Umat Islam, jangan sampai dengan provokasinya yang sangat keras tersebut Umat Islam di Indonesia jadi terbawa arus dan mendukung Rizieq Shihab yang sedang tersandung kasus dugaan penistaan Pancasila. Hari ini memang Rizieq Shihab sedang membutuhkan banyak simpati dari masyarakat kalangan Muslim untuk tetap mendukung dirinya yang sedang tersandung beberapa  kasus hukum itu.

Masyarakat juga harus paham dan bisa membedakan antara FPI dengan Islam, kalau FPI itu jelas sebuah Ormas yang hanya saja selalu mengatasnamakan Islam dan Ulama, sedangkan Islam itu adalah Agama yang Rahmatan Lil Alamin. Sejatinya Negara Indonesia sangat menghargai sebuah perbedaan sesuai dengan dasar Negara kita Pancasila.

Selalu mengingatkan kebangkitan PKI, namun Rizieq Shihab lupa untuk mengingatkan masyarakat terkait sejarah pemberontakan DI/TII pada tahun 1959, tepatnya saat pemerintah Orde Lama berkuasa. “Jangan-jangan DI/TII sekarang bermetamorfose berubah wujud menjadi FPI”. Kataku, semoga saja tidak.

Zieq, kalau bisa tolong buktikan Neo PKI dan Pelindungnya itu siapa, kalau tidak bisa membuktikan berarti yang Ente tudingkan itu sebuah fitnah, dan ingat fitnah itu sangatlah kejam Zieq.

Jujur saja lah Zieq bahwa Ente butuh dukungan simpati masyarakat, tidak perlu Ente buat-buat dengan menghembuskan Isu-isu kebangkitan PKI  … !!!. Dan semoga pemerintah secepatnya berani bersikap untuk membubarkan Ormas Intoleran yang mengatasnamakan dirinya sebagai Front Pembela Islam (FPI).

Semoga saya yang menulis ini tidak di PKI kan…. Heheh

@saeun muarif